JAKARTA, KOMPAS.com — Selama hampir sepekan, Diana (47) dan keluarganya tak memiliki akses dengan dunia luar. Selama itu pula, mereka terpaksa menggantungkan pasokan makanan untuk keluarganya dari pejabat RT setempat.
Menurut Diana, pasokan makanan diberikan melalui galah (tongkat panjang) berpengait. Tongkat kemudian dijulurkan ke bagian rumah Diana yang tak memiliki atap.
"Makanannya dimasukin dalam plastik," kata Diana saat ditemui di rumahnya di Jalan Taman Kebon Sirih, Kampung Bali, Jakarta Pusat, Selasa (12/1/2016).
Diana merupakan warga yang rumahnya sempat disegel oleh PT Asuransi Jiwasraya. Tak hanya menggembok pagar, Jiwasraya juga diketahui menyegel pintu-pintu maupun jendela di rumah Diana.
Pada pintu dan jendela itu terpasang alarm yang akan berbunyi jika ada orang yang menyentuhnya. Akibatnya, selama hampir sepekan Diana dan keluarganya tidak memiliki akses dengan lingkungan di sekitarnya.
Diana hidup bersama suaminya, Deny (50), dan kedua anaknya, Abigail (5) dan Rout (5). Di rumah yang sama juga tinggal ayah Diana, Azahari Jalin (84), dan satu orang keponakannya, Affi (15).
Setelah semua pintu dan jendela rumah ditutup oleh Jiwasraya, Deny diketahui sempat mencoba keluar dari rumah dengan memanjat atap rumah. Namun, usaha itu berujung tragis.
Sang suami yang hendak memanjat atap garasi dengan atap asbes terperosok jatuh dari ketinggian sekitar 3 meter hingga mengalami patah tangan dan kepala bocor. Kejadian itu terjadi dua hari setelah penyegelan.
"Harusnya yang diinjak kerangkanya, tapi ini asbesnya," ujar Diana.
Saat ini, Deny masih dirawat di tempat yang dirahasiakan. (Baca: Meski Rumahnya Sudah Tidak Digembok, Diana Masih Diselimuti Rasa Takut)
Lurah Kampung Bali Hermansyah mengatakan, ada kesulitan saat proses evakuasi Deny dari dalam rumah. Sebab, saat ini ia dan aparat kepolisian tidak berani membuka segel yang terpasang di pintu dan jendela.
Situasi dipersulit karena kondisi tubuh Deny sangat tidak memungkinkannya melakukan aktivitas fisik yang berat.
"Polisi juga takut-takut karena ini kan masalah hukum. Kalau salah, nanti kita bisa ikut kena," ujar dia.
Untungnya, kata Hermansyah, masih ada celah di sisi atas bagian depan rumah Diana. Lewat celah inilah sebuah keranda dimasukkan ke dalam rumah.
"Deny-nya dimasukin ke situ, terus diangkat ramai-ramai," kata Hermansyah. (Baca: PT Asuransi Jiwasraya Akui Gembok dan Segel Rumah Diana di Tanah Abang)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.