Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Tidak Takut" dan Karangan Bunga di Atas Darah yang Mengering

Kompas.com - 15/01/2016, 08:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Waktu itu, pukul 15.00 WIB, Kamis (14/1/2016), sekitar empat jam setelah tragedi ledakan sejumlah bom dan baku tembak di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, warga kembali berhamburan ke jalan.

Garis polisi baru saja dibuka. Polisi sudah merampungkan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Keramaiannya tidak jauh berbeda dengan kejadian pada pagi hari ketika sejumlah teroris meledakkan bom dan terlibat baku tembak dengan polisi.

Sore itu, warga berhamburan ke jalan, mendekat ke sejumlah titik tempat bom diledakkan. Salah satu titik yang menjadi perhatian utama warga adalah pos polisi, lokasi bom pertama meledak.

Di titik itu pula, pada pagi harinya, sejumlah korban tewas ditemukan dengan luka bakar dan pakaian yang sudah tercabik-cabik. Sore itu, darah yang mengering masih terlihat mewarnai aspal.

Di atasnya, persis di depan pos polisi yang sudah porak-poranda, sebuah karangan bunga terpajang. "Kami Tidak Takut", demikian kalimat yang terpasang pada karangan bunga tersebut. Di bawahnya, terdapat pula tulisan, "Dari DPN Seknas Jokowi". (Baca juga: Karangan Bunga "Kami Tidak Takut" Terpajang di Depan Pos Polisi Sarinah)

Tak sedikit warga yang ramai mengabadikan suasana pos polisi hingga karangan bunga dengan gadget-nya masing-masing.

KOMPAS.com/DANI PRABOWO Sebuah karangan bunga terpajang di depan pos polisi depan Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). Karangan bunga itu memuat tulisan "Duka Cita Korban Sarinah, Kami Tidak Takut".
Di media sosial, foto lokasi bom meledak di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, itu, bertebaran, terutama di Twitter.

Berbagai foto, termasuk ucapan belasungkawa, diberi tagar #KamiTidakTakut. Tagar ini diberikan sebagai bentuk dukungan netizen kepada aparat kepolisian serta keluarga korban yang tewas akibat peristiwa yang mencekam tersebut.

Mencekam

Pagi hari, suasana mencekam menaungi kawasan jantung Ibu Kota ini. Ledakan pertama terdengar dan warga sekitar langsung mendekati lokasi untuk mencari tahu apa yang tengah terjadi.

Dari foto yang beredar, pelaku teror tampak berada di tengah-tengah masyarakat dan polisi. Kemudian, suara baku tembak terdengar beberapa kali di kawasan tersebut dan ledakan-ledakan berikutnya terjadi.

Polda Metro Jaya merilis ada tujuh orang tewas dan terluka dari peristiwa peledakan yang disusul dengan penembakan itu. Lima orang di antaranya adalah pelaku teror. Tiga pelaku tewas karena bom bunuh diri. Sisanya, pelaku tewas ditembak oleh aparat keamanan. Identitas belum dirilis. (Kepentingan Penyidikan, DVI Polri Belum Mau Ungkap Identitas 7 Korban Tewas Bom Sarinah).

Dua korban tewas lagi adalah warga sipil, satu warga negara asing asal Kanada dan satu lagi warga Indonesia. (Baca juga: Polri: Salah Satu Korban Tewas Ledakan Bom Sarinah adalah WNA).

Takut, tetapi penasaran

Polisi sempat mengosongkan kawasan Sarinah, mulai dari area Jalan MH Thamrin, area Starbucks di Gedung Cakrawala, dan area Sarinah. Lahan seluas itu menjadi TKP ledakan bom.

Garis polisi membatasi sekeliling area tersebut. Saat itu, polisi dan TNI masih memburu kelompok bersenjata yang diduga masih ada di dalam Djakarta Theater.

Selain itu, ada Tim Jihandak Denzipur-3/TNI AD, juga tim elite dari Brimob dengan pakaian serba hitam. Setelah itu, polisi juga menggelar olah TKP langsung semua area yang sudah steril. Ketika semua proses pengamanan itu terjadi, warga sekitar menonton itu semua.

Mereka berbaur dengan awak media yang bertugas meliput kejadian tersebut. Sempat ada peristiwa menegangkan di tengah-tengah proses olah TKP. Ketika itu, warga menyaksikan proses olah TKP dari balik garis polisi yang terpasang, tepatnya di Jalan Wahid Hasyim, samping Gedung Sarinah.

AP / VERI SANOVRI Foto ini dirilis oleh agensi berita China Xinhua, seorang pria tak dikenal dengan senjata, terduga pelaku, terlihat setelah ledakan menghantam kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Serangkaian ledakan menewaskan sejumlah orang, terjadi baku tembak antara polisi dan beberapa orang yang diduga pelaku.
Tiba-tiba, polisi yang disaksikan warga melempar sesuatu jalan. Polisi kemudian berlari pelan ke arah warga.

"Awas, ada bom mau meledak," ujar salah satu warga.

Warga dan awak media yang melihat menjadi takut dari berlarian ke arah Jalan Agus Salim. Mereka lari tunggang langgang mencoba menyelamatkan diri dari ancaman bom yang katanya mau meledak. Namun, setelah beberapa saat, tidak ada ledakan yang terjadi.

Sedikit demi sedikit, warga dan awak media menghentikan larinya dan kembali menoleh ke lokasi TKP. Mereka menghela napas seakan bersyukur tidak ada ledakan susulan.

Tidak sampai lima menit, mereka yang lari kocar-kacir tadi sudah kembali berdesakan untuk menonton proses olah TKP.

"Hoax"

Pasca-kejadian di kawasan Sarinah, psikologis warga diuji dengan beredarnya sejumlah pesan berantai, baik melalui media sosial maupun berupa broadcast message.

Ada kabar yang beredar bahwa salah seorang teroris lari menggunakan motor trail ke arah Semanggi sambil membawa senjata api. Teroris disebut melemparkan tembakan secara acak di berbagai lokasi, seperti di Slipi, Palmerah, hingga daerah Kuningan.

Tersiar juga kabar bahwa teror serupa menimpa sejumlah kantor kedutaan besar di Jakarta dan tempat-tempat umum yang berafiliasi dengan Amerika Serikat.

Meski demikian, tidak satu pun informasi dari broadcast message tersebut yang valid. (Baca juga: Polri Pastikan Ledakan dan Penembakan Hanya Terjadi di Sarinah, Daerah Lain Tidak)

Kompas.com sempat mendatangi salah satu lokasi yang tercantum dalam broadcast message, yaitu Stasiun Palmerah. Tembakan disebut terjadi di lokasi itu. Namun, polisi memastikan bahwa penembakan itu tidak terjadi di sana. Kawasan Palmerah aman. (Baca juga: Tidak Ada Tembakan dan Bom di Palmerah)

"Saya sudah periksa sama rekan-rekan di lapangan, enggak ada persitiwa apa-apa," ujar Kepala Pos Subsektor Palmerah Iptu Wiharto.

Kompas TV Kesaksian Korban Ledakan Bom Sarinah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com