"Daripada sepotong-sepotong info, malah enggak keruan," kata Tito, seusai apel pengamanan di Silang Selatan Monas, Jakarta, Senin (17/1/2016).
Tito mengakui, penanganan kasus kematian Mirna ini mundur dari target. Sebab, dia melanjutkan, fokus pengamanan kepolisian saat ini ada pada ledakan bom di kawasan dekat Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) lalu.
"Kemarin kan ada kasus bom, semua fokus ke situ dan sekarang sudah dipecah lagi kekuatannya ke situ (kasus tewasnya Mirna)," kata jenderal bintang dua itu.
Ia pun tidak ingin berspekulasi mengenai pihak mana yang diduga menjadi tersangka. Jika tersangka sudah ditetapkan, maka identitasnya akan disampaikan ke publik.
Kepolisian memastikan bahwa kopi yang diminum Mirna sebelum tewas mengandung zat sianida.
Hasil itu terbukti berdasarkan keluarnya laporan dari Pusat Laboratorarium Forensik (Puslabfor) Polri dan otopsi jenazah korban yang menyatakan adanya kandungan sianida di dalam tubuh dan kopi yang diminum korban.
Pihak Puslabfor Polri sebelumnya menyatakan bahwa ada racun sianida pada hasil uji sampel es kopi Vietnam Mirna yang dipesan oleh teman Mirna yang berinisial J.
Kadar sianida yang ditemukan di lambung Mirna mencapai sekitar 15 gram. Sebelumnya, Mirna dinyatakan meninggal dunia seusai meminum es kopi Vietnam di kafe O, Rabu (6/1/2016).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.