Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mirna, Keterangan Saksi Janggal

Kompas.com - 21/01/2016, 16:56 WIB
Kompas TV Fakta Terkait Pembunuhan Mirna

JAKARTA, KOMPAS — Polisi masih mencari sejumlah barang bukti terkait kasus kematian Wayan Mirna Salihin (27) yang meninggal seusai minum kopi bercampur sianida di Kafe Olivier, Mal Grand Indonesia, 6 Januari.

Salah satu bukti yang dicari adalah celana milik saksi J. Dari keterangan sejumlah saksi, polisi menemukan kejanggalan dari salah satu saksi.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, pencarian itu berdasarkan keterangan saksi lain.

"Sejak seminggu lalu kami sudah geledah, ada keterangan dari saksi mengatakan, yang bersangkutan (J) meminta membuang celana. Kami cari ke tempat sampah tidak ketemu, kami cari sampai ke pul sampah tidak ketemu," kata Krisha, di Polda Metro Jaya, Rabu (20/1).

Penyidik, lanjut Krishna, sudah menanyakan alasan mengapa celana itu dibuang. "Ditanya mengapa mesti dibuang, alasannya celananya robek. Ya, tidak apa-apa, kami tidak masalah namanya juga cari sesuatu," ujarnya.

Penyidik masih menunggu berita acara pemeriksaan (BAP) dari para ahli psikologi dan psikiatri dari Mabes Polri yang ikut melakukan analisis terhadap keterangan saksi.

Terkait satu saksi yang dinilai janggal kesaksiannya, Krishna mengatakan, nanti di bawah sumpah di proses peradilan akan didesak berkata jujur.

Bersedih

Seusai pemeriksaan semalam, J, kepada wartawan, mengatakan, dirinya tidak ditanya terkait celana pada pemeriksaan itu. "Saya tidak bisa comment itu kalau polisi tidak tanya," kata J.

Menurut J, ia bersedih temannya meninggal. J menyatakan, ia ingin membantu polisi mengungkap apa sebenarnya yang terjadi.

Ia juga mengaku tidak mengetahui dari mana asal sianida yang ada di kopi yang diminum korban.

Ia meminta agar saksi mengatakan sebenar-benarnya saat ditanya penyidik. Krishna juga mengungkapkan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan kepolisian Australia (Australian Federal Police/AFP) dalam pengusutan kasus ini.

"AFP saya sudah kontak. Ada beberapa informasi yang kami butuhkan, yang nanti akan disinkronkan dengan beberapa fakta yang janggal dan menarik. Mudah-mudahan bisa termasuk bagian analisis kami," lanjut Krishna.

Menurut Krishna, kerja sama itu dilakukan karena ada informasi yang perlu didalami. "Ada peristiwa yang seharusnya terjadi, tidak terjadi, jadi kami akan korelasikan dengan keterangan," ucapnya.

Ia juga mengungkapkan, ada dua orang lagi yang mencicipi kopi yang diminum Mirna.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Megapolitan
Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Megapolitan
Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com