Dalam statusnya, Devi menceritakan bahwa ia tak kunjung memperoleh kabar mengenai KTP elektronik yang telah dibuatnya sejak Desember 2014.
Pada Selasa (19/1/2016) lalu, ia mencoba berkirim pesan singkat ke nomor ponsel Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.
"Lalu hari ini SMS saya dibalas, kata beliau e-KTP sebenarnya wewenang Kemendagri, Pemprov DKI Jakarta hanya bantu rekam data. Tapi saya ditanya nama dan alamat, lalu saya berikan."
Malam harinya, lanjut Devi, setelah maghrib, ia ditelepon oleh seorang lelaki yang mengaku sebagai bawahan Ahok.
"Beliau bilang kalau diminta pak gubernur untuk follow up perihal KTP saya. Setelah saya jelaskan ulang permasalahannya, beliau bilang kalau besok saya akan dapat kabar dari kelurahan segera," ujarnya.
Tak sampai satu jam, Devi ditelepon oleh wanita yang mengaku dari suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil (sudin dukcapil).
Dia dimintai nomor induk kependudukan (NIK) dan alamat. Pada hari selanjutnya, Devi mendapat telepon lagi, kali ini dari pihak kecamatan.
Pada hari yang sama, Devi dihubungi oleh salah satu staf di Sudin Dukcapil Jakarta Barat. Dia mendapat kabar bahwa e-KTP-nya sudah jadi. Pada hari itu juga, dia mengambil kartu tersebut.
Devi menuturkan, ia merasa diayomi atas respons cepat pemerintah atas permasalahan itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.