Jatuh cinta pada reserse
Setelah lulus, Krishna mendapat tawaran untuk menjadi polisi lalu lintas, tetapi ditolak. Ia mengaku sudah jatuh cinta dari awal dengan reserse sehingga memutuskan untuk menjadi polisi reserse.
"Begitu saya lulus, saya melihat polisi action dan saya putuskan jadi reserse, dan itu jalan hidup saya di situ," kata Krishna.
Krishna bercerita, ia pernah menjabat sebagai Kapolsek Randudongkal dengan pangkat inspektur dua (dulu letnan dua).
Saat itu, ia menangani kasus penemuan bayi di saluran tinja yang diduga dibunuh. Sebagai lulusan akademi, ia dituntut bisa menyelesaikan sesuai dengan kaidah kepolisian.
"Sementara anggota ngajak ke orang pintar dan mengandalkan informan. Zaman dulu begitu," kata Krishna.
Ia sempat menuruti dan mendengar ucapan dari "orang pintar" tersebut. Setelah didengar, omongan orang pintar tersebut sebenarnya sudah ada di pikiran banyak orang, seperti pelakunya perempuan, berambut panjang, cantik, dan belum pergi tidak terlalu jauh.
"Saat keluar, saya bilang ke anggota, 'Itu yang dinamakan orang pintar karena kamu enggak pintar. Jadi yang diomongin barang logika semua. Kenapa kamu percaya? Saya bilang, pulang lagi. Balik ke TKP'," kata Krishna.
Olah TKP dilakukan dengan menanyakan aktivitas sebelumnya di tempat tersebut. Ia bercerita, saat itu ada arisan yang dilakukan oleh ibu-ibu. Ia meminta untuk dicek siapa yang habis melahirkan.
Ternyata saat semua dicek, nihil. Namun, ada satu lagi yang belum dicek, yakni anak gadis yang duduk di bangku sekolah menegah pertama (SMP). Anggotanya sempat bilang tidak mungkin dia pelakunya. Krishna bersikeras dan akhirnya dicek.
"Pas dicek, pelakunya anak SMP habis melahirkan. Rupanya dia diperkosa pacarnya. Jadi terungkap yang buang bayi si anak itu," kata Krishna.
Pengalaman lainnya saat ia menjabat sebagai Kasat Serse Narkoba Polwiltabes Surabaya pada tahun 1997. Ia menyebut membongkar habis sindikat narkoba di Kota Pahlawan tersebut.
"Sampai Kabag SDM bilang, 'Krishna kamu dibeli bandar, harga kamu Rp 250 juta'. Saya dibilang dipromosikan jadi kapolsek supaya saya enggak hantam narkotik di Surabaya. Saya bilang, 'Bapak terima? Enggak'," cerita Krishna yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Kapolda Metro Jaya.
Ia akhirnya tetap di posisi tersebut hingga sekolah di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Darah reserse ternyata belum usai, saat ia menjabat sebagai Kapolsek Metro Penjaringan pada tahun 2001, ia juga mengungkap pembunuhan bos PT Asaba oleh mantan prajurit Intai Amfibi (Taifib), Suud Rusli.
Ia juga pernah duduk sebagai Kasat Serse Polres Metro Jakarta Utara. Saat itu, ia menggulung organisasi masyarakat yang berperilaku preman.
Prestasi Krishna juga tak berhenti di situ. Saat di Bareskrim Polri, ia menjabat sebagai Kanit Tindak Pidana Perbankan.
"Dulu kan dibedol desa. Saya kembalikan aset 22 juta dollar milik Century," kata Krishna.