Satu polisi dan seorang informannya tewas setelah melompat ke Sungai Ciliwung, sedangkan satu polisi lainnya luka dibacok.
Para penyerang yang disinyalir berjumlah 12 orang itu menyerang empat polisi dari Unit Narkoba Polsek Senen dan lima informannya, Senin (18/1/2016) silam.
Sepekan setelahnya, suasana permukiman di lorong sempit seluas 1,5 meter itu belum normal. Warga masih takut beraktivitas karena khawatir kejadian buruk terulang.
Kalau sebelumnya lorong itu biasa ramai hingga pukul 22.00, kini dua jam sebelumnya sudah sepi.
"Dulu anak muda biasa nongkrong di depan teras rumah, sekarang jam delapan malam orang sudah pada masuk nutup pintu, padahal dulu ramai sampai jam sepuluh," kata salah seorang warga setempat, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (25/1/2016) petang.
Bagi orang luar yang lewat di situ, setelah kejadian itu, lorong ini kerap menjadi perhatian. Warga mengaku takut walau polisi yang lewat.
"Kalau polisi datang, saya milih masuk, takut," ujar seorang ibu.
Polisi dengan seragam yang ditutup jaket, hingga Senin petang, terlihat mendatangi sebuah rumah kosong. Di sana, polisi yang datang terlihat bergabung dengan temannya yang menjaga duluan.
"Polisi masih suka datang, sampai saat ini masih suka ada polisi yang jaga di sana," ujar warga.
Razia dan penangkapan
Setelah polisi menjadi korban, sejumlah penangkapan terhadap orang yang terkait penyerangan polisi di dekat Berlan dilakukan.
Polisi mengamankan pelaku lain yang terkait, yakni Johan alias Joang, AM alias Nita, Kece, dan Mami Y. Ade Badak dan Rico, pelaku utama penyerangan polisi, tewas ditembak karena melawan saat disergap.