Pada sidak itu, Arifin yang didampingi Asisten Pemerintahan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat Budi Roso mendapati adanya indikasi pemalsuan daftar presensi (kehadiran) oleh Leo Tantino.
Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede membenarkan bahwa Leo telah dicopot sebagai Lurah Kartini.
Keputusan tegas tersebut diambil lantaran pemalsuan daftar presensi merupakan pelanggaran bagi seorang pegawai negeri sipil (PNS).
Menurut Mangara, keputusan sudah tepat sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
Tidak hanya itu, sanksi keras diberikannya lantaran Leo Tantino merupakan pamong yang seharusnya memberikan contoh baik kepada bawahannya.
“Yang bersangkutan sudah distafkan. Tindakan itu termasuk pelanggaran berat. Sebenarnya setelah sidak, kasusnya sudah berjalan, tapi baru diputuskan,” kata Mangara, Senin (25/1/2016).
Leo tidak ingin disalahkan sendirian. Sebab, menurut Leo, pemalsuan serupa juga dilakukan oleh pejabat lain setingkat lurah maupun camat di lingkungan Pemkot Jakarta Pusat. Baca: Mantan Lurah Kartini: Kalau Mau Tahu, Bukan Saya Saja Palsukan Absensi.
“Kami masih menunggu hasilnya. Apakah ditemukan lagi pelanggaran atau tidak? Tetapi, kami berharap tidak ada lagi temuan,” ujar Mangara.
Baca juga: Kronologi Terungkapnya Presensi Curang Lurah Kartini.
Menyusul pencopotan Leo sebagai Lurah Kartini, Mangara menunjuk Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Mangga Dua Selatan, Samuel, untuk mengisi jabatan Lurah Kartini.
Berkaitan dengan penggantian Lurah Kartini, beberapa warga Kelurahan Kartini berharap agar pejabat baru tersebut dapat bekerja dengan jujur.
Harapan tersebut seperti yang disampaikan Lilis (26), warga RT 01 RW 02 Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Lilis mengaku terkejut saat mengetahui informasi pergantian Lurah Kartini karena tersangkut kasus pemalsuan daftar presensi.
“Saya prihatin juga. Makanya, untuk lurah yang baru, saya berharap dapat bekerja dengan jujur. Apabila lurah sudah tidak jujur kepada atasannya, bagaimana dengan tanggung jawab tugas maupun pelayanan kepada warga,” kata Lilis.
Warga lainnya, Ilham (30), juga berharap agar lurah yang baru ini bisa menjadi contoh bawahannya. Terlebih lagi, lurah harus berkomunikasi dengan warganya.
“Jadi, harus ada keterbukaan sehingga bersama warga ikut membangun lingkungan Kelurahan Kartini,” kata Ilham. (dwi)