Saat itu, orang yang memerintahkan sang lurah untuk mengisi daftar presensi adalah Asisten Pemerintahan Jakarta Pusat, Budi Roso. Sidak dilakukannya bersama Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Arifin dan Camat Sawah Besar Martua Sitorus.
Leo pun melakukan hal yang diperintahkan Budi Roso. Namun, saat jarinya menyentuh mesin presensi, namanya tidak muncul.
"Beberapa kali dicoba, mulai dari jari telunjuk sampai jari kelingking tangan kanan sama kiri, hasilnya juga sama," kata Camat Besar Martua Sitorus, seperti diberitakan wartakota.tribunnews.com, Rabu (20/1/2016).
"Kita kira mesin absennya rusak, sampai akhirnya Pak Asisten (Budi Roso) minta semua pegawai (PNS), termasuk PHL (pekerja harian lepas) tes absen," ujarnya.
Namun, presensi yang dilakukan para pegawai jajaran Kelurahan Kartini justru semuanya sukses.
Kegagalan pengisian daftar presensi serupa dengan sang lurah hanya ditemui pada seorang PHL Kelurahan Kartini.
"Pas (PHL) pertama absen, kita udah curiga, soalnya mulainya dari jari kelingking, padahal kan kalau absen biasanya itu jari telunjuk."
"Satu-satu dicoba, mulai dari jari kelingking sampai jari tengah gagal semua. Nah, pas jari telunjuk akhirnya bisa, tapi yang keluar justru nama Lurah Kartini di situ (mesin absen)," ceritanya.
Mengetahui hal tersebut, seluruh rombongan Wali Kota Jakarta Pusat pun terkejut.
Setelah dipastikan bahwa data yang muncul dalam mesin presensi tersebut merupakan milik sang lurah, Budi Roso segera menasihati sang lurah agar tidak mengulangi kecurangannya kembali. (Dwi Rizki)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.