Bahkan, pengurus warga setempat sering meminta bantuan warga untuk mengusir pria bertubuh besar dan bertato itu.
"Kalau dia masuk, saya sudah bilang sama anak-anak sini, lihatin dia (Ade) tuh. Ke mana dia larinya. Saya suruh usir," kata Ketua RW 03 Kompleks Berlan, Sumiati, saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (26/1/2016).
Sumiati mengatakan, warga sebenarnya juga takut pada Ade. Pasalnya, dia lekat dengan aktivitas narkoba.
"Saya juga takut karena bukan apa, orang bilang dia selalu bawa senpi (senjata api)," ujar Sumiati.
Ia tidak mengetahui persis hubungan Ade dengan Mami Yola, pengedar narkoba
yang sudah diringkus polisi.
"Kalau Ade Badak pokoknya menurut laporan dia itu sindikat narkoba," ujar Sumiati.
Sumiati mengakui, meski kerap diusir warga Kompleks Berlan, Ade dan Rico tak kapok. Padahal, dua orang itu pendatang dari luar.
"Mereka orang luar, tapi sering masuk (Berlan)," ujar Sumiati.
"Bodyguard"
Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Nasriadi mengatakan, Ade Badak mempunyai hubungan dengan Mami Y.
"Dia itu pasien atau pelanggan tetap Mami Y. Kedua, ada beberapa keterangan saksi, dia itu semacam bodyguard Mami Y," ujar Nasriadi.
Menurut Nasriadi, Ade Badak memang ditakuti warga. Kalau ada yang mengganggu Mami Y, Ade Badak akan bertindak.
Ia bahkan mengajak warga lain untuk ikut menyerang si pengganggu. Hal itu seperti yang dilakukan Ade Badak dan Rico bersama sekitar 10 orang lain saat menyerang aparat Unit Narkoba Polsek Metro Senen.
"Jadi, kalau terjadi sesuatu dengan Mami Y, dia yang provokasi warga setempat untuk melawan," ujar Nasriadi.
Ade Badak telah tewas ditembak saat disergap di Cawang oleh aparat gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Timur.
Sementara itu, Rico tewas dalam baku tembak dengan aparat di Johar Baru, Jakarta Pusat. Dari total 12 orang yang diburu, lima orang telah ditangani petugas.
"Lima itu, termasuk dua yang meninggal, satu menyerahkan diri atas nama Kece, dua kami tangkap, yakni AM alias Nita anak Mami Y, dan Johan alias Joang. Yang lain, kami masih dalami karena ada yang ikut-ikut dan ada yang pelaku utama," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.