"Waktu itu mau melamar enggak jadi, mau jadi pengantin enggak jadi," kata ayah Dian, Sutopo (63), kepada wartawan, di RS Polri, Jakarta Timur, Kamis (28/1/2016).
Menurut Sutopo, putranya berencana melamar seorang gadis pada 9 Desember 2015. Namun, rencana itu batal. (Baca: Dian, Pelaku Bom di Pos Polisi Sarinah Dikenal sebagai Orang Pendiam)
Sutopo tidak menyebutkan alasan batalnya rencana lamaran ini. Ia hanya menyebut, anaknya mungkin belum berjodoh dengan gadis yang semula akan dilamar tersebut.
"Bagi saya, kalau namanya batal, mungkin belum jodoh," ujar Sutopo.
Mulanya, Dian dikenalkan dengan seorang gadis oleh pamannya. Perkenalan ini membuat Dian yang jarang pulang kampung sejak 2009 itu akhirnya kembali ke Tegal.
"Daripada belum tahu orangnya, mending pulang biar tahu," ujar Sutopo.
Namun, setelah batal melamar, Dian kembali meninggalkan kampung halamannya.
Sepengetahuan Sutopo, Dian kembali ke Kalimantan. Namun, ia tak tahu persis lokasi putranya tersebut.
"Sejak itu, dia pergi, enggak ada komunikasi," ujar Sutopo.
Adapun Dian merupakan salah satu pelaku teror di kawasan Thamrin. Ia adalah pelaku yang meledakkan pos polisi di dekat Gedung Sarinah.
Dengan sepeda motor, Dian membawa bom tabung yang diaktifkan dengan saklar. Dian pun tewas dalam ledakan bom tersebut. (Baca: Jumlah Pelaku Teror Bom di Dekat Sarinah Berjumlah Empat Orang)
Aksi Dian juga menewaskan dua warga sipil, yakni Sugito (43) dan Rico Hermawan (22). Aksi tersebut juga melukai sepupu Rico, Anggun Kartikasari, dan seorang polisi di pos tersebut, Ajun Inspektur Satu Deni.
Jenazah Dian akan dipulangkan dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, pada Jumat (29/1/2016) dini hari, antara pukul 01.00 dan 02.00. Rencananya, Dian dimakamkan di Tegal, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.