Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2016, 06:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung sama sekali tidak melontarkan tuduhan soal peran Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pengadaan uninterruptible power supply (UPS) saat ia bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Saat itu, Lulung menjadi saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan UPS tahun 2014 dengan terdakwa Alex Usman.

Hal itu tentu berbeda dengan yang diucapkannya selama ini. Pada sidang kemarin, koordinator Komisi E periode 2012-2014 ini lebih banyak menjelaskan ketidaktahuannya seputar pengadaan UPS.

Lulung mengaku tidak pernah mengikuti rapat pembahasan APBD Perubahan 2014. Alasannya, saat itu ia sedang sibuk dengan kegiatan politik partainya, PPP.

"Tahun 2014 itu kan tahun politik. Saya banyak tugas partai," kata dia.

Pada sidang tersebut, majelis hakim menyinggung peristiwa pada 25 Juli 2014, ketika Ketua Komisi E Muhammad Firmansyah menyampaikan laporan mengenai hasil rapat yang dilaksanakan di Komisi E pada 23 dan 24 Juli 2014.

Kepada hakim, Lulung menyebut dirinya tidak menghadiri rapat pada 23 dan 24 Juli 2014. (Baca: Kesaksian Lulung Disebut Akan Patahkan Opini Sesat Selama Ini)

"Waktu paripurna tanggal 13 Agustus, saya juga tidak datang," ujar dia.

Berdasarkan keterangannya itu, Lulung mengaku tidak pernah terlibat dalam usulan pengadaan barang dan jasa di Komisi E pada 2014, termasuk yang membahas mengenai pengadaan UPS.

Ia kemudian menyinggung momen saat dirinya pernah salah menyebutkan UPS menjadi USB beberapa bulan silam.

"Waktu itu, saya memang belum tahu apa itu UPS," ujar Lulung.

Sebelumnya, Lulung menyatakan akan membeberkan identitas oknum-oknum di pemerintahan yang terlibat dalam kasus tersebut. Hal ini disampaikan oleh kuasa hukumnya, Effendi Syahputra. (Baca: Lulung Siap Ungkap Keterlibatan Ahok dalam Sidang UPS)

"Pak Lulung sangat siap dikonfrontasi di persidangan dengan keterangan Gubernur DKI dan siap membeberkan bahwa ada keterlibatan Gubernur DKI ini dalam kaitan kasus UPS," ujar Effendi ketika dihubungi, Selasa (26/1/2016).

Pada sidang kemarin, Lulung memang sempat menyampaikan keterangan yang mengarah ke Ahok. Namun, keterangannya bukan berisi tentang keterlibatan Ahok.

Dalam persidangan, Lulung menyebut Ahok memanfaatkan kasus UPS untuk melakukan pencitraan. Lulung menilai, ada kejanggalan dalam kasus UPS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PSI DKI: Kami Belum Tentukan Sikap

Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PSI DKI: Kami Belum Tentukan Sikap

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD DKI Berharap Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Rakyat

Wakil Ketua DPRD DKI Berharap Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Rakyat

Megapolitan
Terkait Kasus KDRT Ibu dari 4 Anak Tewas di Jagakarsa, Polisi Baru Periksa Kakak Korban

Terkait Kasus KDRT Ibu dari 4 Anak Tewas di Jagakarsa, Polisi Baru Periksa Kakak Korban

Megapolitan
Dishub DKI Targetkan 70 ETLE Tambahan Selesai Dipasang 31 Desember

Dishub DKI Targetkan 70 ETLE Tambahan Selesai Dipasang 31 Desember

Megapolitan
Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa dan Ancaman Serius 'Suicide Epidemic'

Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa dan Ancaman Serius "Suicide Epidemic"

Megapolitan
Emak-emak Pakai Toga bak Wisudawan di Cempaka Putih, Rayakan Kelulusan 'Sekolah Lansia'

Emak-emak Pakai Toga bak Wisudawan di Cempaka Putih, Rayakan Kelulusan "Sekolah Lansia"

Megapolitan
Polisi Duga Jenazah 4 Anak di Jagakarsa Sudah Tewas Lebih dari 3 hari

Polisi Duga Jenazah 4 Anak di Jagakarsa Sudah Tewas Lebih dari 3 hari

Megapolitan
Siswa SD yang Kakinya Diamputasi karena Kanker Tulang Sempat Sedot Cairan Paru-Paru

Siswa SD yang Kakinya Diamputasi karena Kanker Tulang Sempat Sedot Cairan Paru-Paru

Megapolitan
Lapas Kelas II A Tangerang Bentuk Tim Khusus Buru Tahanan Kasus Penganiayaan yang Kabur

Lapas Kelas II A Tangerang Bentuk Tim Khusus Buru Tahanan Kasus Penganiayaan yang Kabur

Megapolitan
Polisi Akan Periksa Kondisi Kejiwaan Ayah Terduga Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Polisi Akan Periksa Kondisi Kejiwaan Ayah Terduga Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Megapolitan
Pedagang Keluhkan Kualitas Cabai Terkadang Jelek, padahal Harga Naik Jadi Rp 100.000 Per Kg

Pedagang Keluhkan Kualitas Cabai Terkadang Jelek, padahal Harga Naik Jadi Rp 100.000 Per Kg

Megapolitan
Ayah di Jagakarsa Diduga Lakukan Pembunuhan Berencana pada 4 Anaknya, Pakar: Harus Dihukum Mati

Ayah di Jagakarsa Diduga Lakukan Pembunuhan Berencana pada 4 Anaknya, Pakar: Harus Dihukum Mati

Megapolitan
Yenny Wahid Selipkan Pesan Pilih Ganjar-Mahfud Saat Hadiri Hadiri Istigasah di Depok

Yenny Wahid Selipkan Pesan Pilih Ganjar-Mahfud Saat Hadiri Hadiri Istigasah di Depok

Megapolitan
Tahanan yang Kabur dari Lapas Kelas II A Tangerang Baru Dititipkan Kurang dari Sebulan

Tahanan yang Kabur dari Lapas Kelas II A Tangerang Baru Dititipkan Kurang dari Sebulan

Megapolitan
Kasus Ayah Diduga Bunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Naik ke Penyidikan

Kasus Ayah Diduga Bunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com