Bersama orangtua, kerabat dan teman-temannya, anak-anak ini meramaikan ajang "Charity Walk" yang tahun ini digelar untuk sekaligus memperingati ulang tahun ke-20 sekolah tersebut.
Sebenarnya, sekolah yang berlokasi di Jagakarsa, Jakarta Selatan ini sudah menggelar acara sejenis setiap tahun selama 15 tahun terakhir.
"Rata-rata dalam tiap kali gelaran acara kami mampu mengumpulkan Rp 50 juta yang kami salurkan ke berbagai kelompok yang membutuhkan," ujar Principal for Early Years and Primary, Sekolah Cita Buana, Julianti Hadi Purnami.
Namun, lanjut Julianti, dalam gelaran dua tahun terakhir dana yang dikumpulkan digunakan untuk membantu kelompok anak berkebutuhan khusus.
"Ini sesuai dengan visi sekolah kami yang memang menyediakan diri untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus," tambah Julianti.
Sekolah Cita Buana, lanjut Julianti, merupakan satu dari sedikit sekolah kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
"Sekolah lami memiliki puluhan murid berkebutuhan khusus yang juga ditangani para guru yang memiliki kompetensi," ujar dia.
Secara ideal, masih kata Julianti, Cita Buana ingin menampung dan mendidik semua anak berkebutuhan khusus.
"Namun hal itu tidak mungkin kan? Jadi dengan cara inilah kami memberikan kontribusi," paparnya.
Bagaimana cara sekolah menggalang dana? Untuk mengikuti "Charity Walk" ini panitia mematok biaya pendaftaran sebesar Rp 225.000 untuk peserta perorangan dan Rp 700.000 untuk peserta keluarga yang terdiri atas empat orang.
"Mereka lari atau jalan kaki beberapa putaran di Eco Park ini dan nanti pemenangnya beri hadiah yang sudah tersedia," kata dia.
Tahun ini, uang yang terkumpul dari acara ini akan dibelikan barang-barang yang dibutuhkan untuk kebutuhan organisasi Special Olympics Indonesia (Soina).
Soina adalah sebuah organisasi yang fokus pada pengembangan dan bimbingan anak-anak berkebutuhan khusus. Beberap dari mereka bahkan sudah memiliki prestasi internasional.
"Kami menjalin kerja sama dengan Cita Buana sejak dua tahun lalu, karena kami punya visi yang sama dalam hal pendidikan inklusi," ujar Kordinator ALPs Soina, Anastasia Retno Pujiati.
Sesuai dengan kebijakan Cita Buana maka sumbangan tidak diberikan dalam bentuk uang tunai namun barang-barang yang dibutuhkan organisasi itu.
"Kami sudah serahkan daftarnya, karena selama ini peralatan yang kami butuhkan untuk berbagai kegiatan sangat terbatas. Jadi bantuan ini pasti sangat membantu," tambah Anastasia.