Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2016, 16:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengancam tidak mau lagi mengurus masalah metromini jika tidak ada iktikad baik para pengusaha metromini untuk berdamai.

"Dishub sudah capai ngurusin mereka. Masak mau ditungguin (agar berdamai) terus? Kalaupun ditungguin, ada jaminan enggak mereka bakal damai," kata Andri usai rapat dengan para pengusaha metromini di kantornya, Selasa (2/2/2016).

Menurut dia, ketiadaan bus metromini tidak menjadi masalah. (Baca: Ahok: Saya Capek "Ngomongin" Metromini)

Sebab, kata dia, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sudah bekerjasama dengan Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) terkait penggunaan 600 unit bus hibah dari Kementerian Perhubungan.

Bus-bus ini siap mengisi trayek metromini. "Jadi trayek-trayek mereka bisa kita yang isi. Makanya kalau mereka enggak mau damai, bakalan kita tinggal," ujar dia.

Persoalan internal pengusaha metromini masih berlanjut. (Baca: Para Pengusaha Metromini Ribut Saat Rapat)

Meskipun Kementerian Hukum dan HAM sudah mengesahkan kepengurusan PT Metromini yang dipimpin Novrialdi, masih ada kubu pengusaha metromini lainnya yang tidak menerima keputusan tersebut.

Kubu itu adalah kepengurusan PT Metromini yang dipimpin oleh TA Panjaitan.

Karena tak mengakui Novrialdi sebagai pimpinan, mereka membentuk organisasi baru dengan nama Forum Komunikasi Pemilik Metromini (FKPM) yang diketuai oleh Rimhot Siagian pada 10 Januari 2016.

Dalam rapat di Kantor Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta pagi tadi,  terjadi keributan antara pengusaha yang berada di bawah PT Metromini dan pengusaha yang tergabung dalam FKPM.

Saat itu, para pengusaha dari FKPM keberatan dengan hadirnya jajaran pengusaha PT Metromini yang dipimpin Direktur Utamanya, Novrialdi.

Adu mulut pun sempat terjadi di antara mereka. Akibat kericuhan itu, rapat tertunda selama beberapa menit.

Andri pun harus turun tangan untuk menenangkan mereka. Rapat pagi tadi membahas masa depan metromini di Jakarta.

Pada Desember 2015, ratusan bus metromini dicabut izin beroperasinya karena dinilai sudah tidak laik.

Bus-bus itu kemudian dikandangkan aparat Dishubtrans. Tak ayal, tindakan itu mendapat protes dari para sopir metromini.

Mereka pun sempat beberapa hari melakukan aksi mogok massal. (Baca: Pengusaha Metromini Tidak Punya Uang Muka untuk Beli Bus Baru).

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pun telah berulang kali mendesak agar para pengusaha metromini bergabung dengan PT Transportasi Jakarta.

Namun, sebelum bisa bergabung dengan Transjakarta, para pengusaha metromini harus meremajakan bus-bus mereka agar sesuai standar PT Transjakarta.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Jadi Bandar Judi Togel, Lansia Penjual Tahu di Jatinegara Ditangkap

Jadi Bandar Judi Togel, Lansia Penjual Tahu di Jatinegara Ditangkap

Megapolitan
Dinilai Lamban Tangani Kasus KDRT Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa, Polres Jaksel Beri Klarifikasi

Dinilai Lamban Tangani Kasus KDRT Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa, Polres Jaksel Beri Klarifikasi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Ayah yang Bunuh 4 Anak di Jagakarsa | Jenazah 4 Anak yang Dibunuh di Jagakarsa Belum Dijemput dari RS Polri

[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Ayah yang Bunuh 4 Anak di Jagakarsa | Jenazah 4 Anak yang Dibunuh di Jagakarsa Belum Dijemput dari RS Polri

Megapolitan
Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden Bisa Bikin Cemburu Provinsi Lain

Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden Bisa Bikin Cemburu Provinsi Lain

Megapolitan
Tahanan Titipan di Lapas Tangerang yang Kabur Ditangkap Kembali di Rumah Orangtua

Tahanan Titipan di Lapas Tangerang yang Kabur Ditangkap Kembali di Rumah Orangtua

Megapolitan
Pengusul Gubernur DKJ Ditunjuk Presiden Berharap Putra-Putri Betawi Dipilih Pimpin Jakarta

Pengusul Gubernur DKJ Ditunjuk Presiden Berharap Putra-Putri Betawi Dipilih Pimpin Jakarta

Megapolitan
Tak Pernah Terlihat Cekcok dengan AMW, Wanita Tewas Terlakban Justru Sering Diledek Pengantin Baru

Tak Pernah Terlihat Cekcok dengan AMW, Wanita Tewas Terlakban Justru Sering Diledek Pengantin Baru

Megapolitan
Ada Perayaan Natal Gereja Tiberias dan Panggung Rakyat, Arus Lalu Lintas di Sekitar GBK Macet

Ada Perayaan Natal Gereja Tiberias dan Panggung Rakyat, Arus Lalu Lintas di Sekitar GBK Macet

Megapolitan
Salah Satu Bamus Betawi Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggap Cederai Demokrasi

Salah Satu Bamus Betawi Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggap Cederai Demokrasi

Megapolitan
Laporkan Butet soal Pengakuan Diintimidasi, Pelapor: Hal yang Disampaikan Menyesatkan

Laporkan Butet soal Pengakuan Diintimidasi, Pelapor: Hal yang Disampaikan Menyesatkan

Megapolitan
Pimpinan DPRD Sebut Pemkot Depok Bohongi Rakyat: Nyatanya Tidak Bisa Berobat Gratis Pakai KTP

Pimpinan DPRD Sebut Pemkot Depok Bohongi Rakyat: Nyatanya Tidak Bisa Berobat Gratis Pakai KTP

Megapolitan
Bamus Betawi Ternyata Ada 2, Mana yang Usulkan Gubernur Jakarta Dipilih Presiden?

Bamus Betawi Ternyata Ada 2, Mana yang Usulkan Gubernur Jakarta Dipilih Presiden?

Megapolitan
AMW 'Ngaku' ke Tetangga, Wanita yang Ditemukan Tewas Terlakban Sedang Sakit

AMW 'Ngaku' ke Tetangga, Wanita yang Ditemukan Tewas Terlakban Sedang Sakit

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Terlakban di Cikarang Timur

Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Terlakban di Cikarang Timur

Megapolitan
Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi Buntut Pengakuan Diintimidasi di Pentas Teater

Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi Buntut Pengakuan Diintimidasi di Pentas Teater

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com