"Dishub sudah capai ngurusin mereka. Masak mau ditungguin (agar berdamai) terus? Kalaupun ditungguin, ada jaminan enggak mereka bakal damai," kata Andri usai rapat dengan para pengusaha metromini di kantornya, Selasa (2/2/2016).
Menurut dia, ketiadaan bus metromini tidak menjadi masalah. (Baca: Ahok: Saya Capek "Ngomongin" Metromini)
Sebab, kata dia, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sudah bekerjasama dengan Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) terkait penggunaan 600 unit bus hibah dari Kementerian Perhubungan.
Bus-bus ini siap mengisi trayek metromini. "Jadi trayek-trayek mereka bisa kita yang isi. Makanya kalau mereka enggak mau damai, bakalan kita tinggal," ujar dia.
Persoalan internal pengusaha metromini masih berlanjut. (Baca: Para Pengusaha Metromini Ribut Saat Rapat)
Meskipun Kementerian Hukum dan HAM sudah mengesahkan kepengurusan PT Metromini yang dipimpin Novrialdi, masih ada kubu pengusaha metromini lainnya yang tidak menerima keputusan tersebut.
Kubu itu adalah kepengurusan PT Metromini yang dipimpin oleh TA Panjaitan.
Karena tak mengakui Novrialdi sebagai pimpinan, mereka membentuk organisasi baru dengan nama Forum Komunikasi Pemilik Metromini (FKPM) yang diketuai oleh Rimhot Siagian pada 10 Januari 2016.
Dalam rapat di Kantor Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta pagi tadi, terjadi keributan antara pengusaha yang berada di bawah PT Metromini dan pengusaha yang tergabung dalam FKPM.
Saat itu, para pengusaha dari FKPM keberatan dengan hadirnya jajaran pengusaha PT Metromini yang dipimpin Direktur Utamanya, Novrialdi.
Adu mulut pun sempat terjadi di antara mereka. Akibat kericuhan itu, rapat tertunda selama beberapa menit.
Andri pun harus turun tangan untuk menenangkan mereka. Rapat pagi tadi membahas masa depan metromini di Jakarta.
Pada Desember 2015, ratusan bus metromini dicabut izin beroperasinya karena dinilai sudah tidak laik.
Bus-bus itu kemudian dikandangkan aparat Dishubtrans. Tak ayal, tindakan itu mendapat protes dari para sopir metromini.
Mereka pun sempat beberapa hari melakukan aksi mogok massal. (Baca: Pengusaha Metromini Tidak Punya Uang Muka untuk Beli Bus Baru).
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pun telah berulang kali mendesak agar para pengusaha metromini bergabung dengan PT Transportasi Jakarta.
Namun, sebelum bisa bergabung dengan Transjakarta, para pengusaha metromini harus meremajakan bus-bus mereka agar sesuai standar PT Transjakarta.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.