Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSK Kalijodo: Ahok Kagak Bisa "Ngancurin", kecuali Pakai Tank...

Kompas.com - 10/02/2016, 11:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menekankan, pihaknya akan sesegera mungkin menertibkan tempat prostitusi dan hiburan di kawasan Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Penuturan pria yang dikenal dengan sapaan Ahok itu ternyata sudah sampai ke telinga para pekerja seks komersial (PSK) dan para wanita penghibur di klub atau pub kawasan Kalijodo.

Salah satunya adalah Mimi (21). Menurut dia, Basuki tidak akan mampu menertibkan kawasan Kalijodo.

"Idiiih..., berani ke sini dia (Ahok)? Awas, Mas, bahaya. Cowok-cowoknya sangar-sangar. Banyak kejadian kriminal di sini, Mas. Sekelas Ahok mah ya, sama orang di sini, aduuh... kagak bisa," kata Mimi.

"Kecuali Ahok ngancurinnya pakai tank, bisa kali. Ha-ha-ha! Datang saja sini kalau berani. Duh, saya sih serem lihatnya kalau beneran warga di sini ngamuk-ngamuk. Saya saranin, hati-hati," kata Mimi, saat duduk di depan sebuah klub tempat dia bekerja.

Mimi mengatakan, kebanyakan pengawas atau penjaga di beberapa klub dan pub di kawasan Kalijodo merupakan preman kelas kakap. Dia menyarankan Ahok untuk tidak membangunkan macan yang sedang tidur.

"Berani usik orang sini, Mas, habis sudah. Itu sama aja bangunin macan lagi tidur. Aneh-aneh aja. Intinya kan kami enggak merusak lingkungan, ya kan? Enggak bikin sampah? Dia (Ahok) aja yang ribet," ujar wanita bertanktop merah muda ini kepada Warta Kota.

Salah seorang pegawai yang mengaku sekaligus sebagai wanita penghibur di kawasan itu, Saskia (25), mengatakan hal senada. Ia menganggap Ahok mencari keributan besar apabila melakukan penertiban di wilayah Kalijodo.

"Waduh-waduh.... Serius itu, Ahok mau nertibin warga di sini? Yaah.... Jangan sampai deeh, Maas.... Aduh Mas.... Warga di sini galak-galak."

"Kalau maksa mau ke sini, silakan, Mas. Mau bawa ratusan polisi dan TNI bersenjata, kagak bakalan bisa, dah. Justru rumah Ahok entar dibakar."

"Saya sih enggak bisa ngomong ya kalau preman di sini pada keluar semua. Polisi dan TNI di sini aja pada takut, Mas," kata wanita berambut panjang dan berpakaian ketat tersebut.

Menurut pantauan Warta Kota, Selasa (9/2/2016), terhitung 30 lebih bangunan difungsikan sebagai tempat hiburan bagi pria hidung belang, di lokasi tersebut.

Beberapa klub atau pub yang bangunannya berdiri tegak di Jalan Kepanduan RT 01/RW 05, Kelurahan Pejagalan, ini terpantau mulai ramai pengunjung.

Tak hanya itu, wanita-wanita berpakaian ketat dan minim mulai terlihat dan menampakkan diri di depan pintu klub atau pub tempat mereka bekerja.

Sesekali, beberapa wanita penghibur itu melirik dan menggoda para pengendara sepeda motor yang melintas ke arah perbatasan Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Beberapa karyawan lain pun mulai bergegas menyiapkan minuman beralkohol yang baru saja diturunkan dari sebuah truk.

Terlihat, krat-krat botol minuman yang tengah diturunkan beberapa karyawan klub atau pub tersebut dimasukkan ke dalam.

Terlihat dari kejauhan, bagian dalam klub atau pub mulai disinari dengan lampu warna-warni. Satu per satu para pengunjung berdatangan dan memarkirkan sepeda motor atau mobil tepat di depan klub.

Pengunjung rata-rata adalah pemuda, dan lainnya adalah kalangan orangtua. Mereka yang merupakan tamu pun disambut genit oleh beberapa wanita penghibur yang tengah berdiri atau duduk dekat pintu klub dan pub. (Panji Baskhara Ramadhan)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com