Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Pembongkaran Bangunan di Kalijodo sejak Zaman Sutiyoso

Kompas.com - 11/02/2016, 13:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana menertibkan permukiman liar di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara. Rupanya, rencana penertiban tersebut sudah berlangsung sejak era Gubernur DKI Sutiyoso.


Kawasan Kalijodo diapit Kanal Barat dan Kali Item. Menurut Camat Tambora Djaharuddin, kawasan tersebut masuk zona jalur hijau. 

Di kawasan ini ada rumah permanen warga yang terletak 2 meter-2,5 meter dari jalan inspeksi Kanal Barat. 

Rumah bercat warna-warni itu sebagian besar dipasangi neon box bertuliskan merek minuman beralkohol. 

Kondisi lingkungan di pinggir jalan terlihat bersih dan rapi. Namun, jika masuk ke dalam permukiman, kondisinya gelap dan lembab karena padat penduduk. 

Kawasan itu ramai pada sekitar pukul 20.00 hingga dini hari.

Maryamah, Ketua RT 007 RW 010 Kelurahan Angke, Tambora, mengatakan, sebagian besar kafe dan tempat hiburan masuk ke wilayah Penjaringan. Hanya ada satu kafe besar yang berada di wilayah Angke. 

Selain kafe, di tempat itu juga tumbuh subur usaha kontrakan. Kontrakan seharga Rp 300.000-Rp 500.000 disewa oleh tukang parkir, petugas keamanan, dan perempuan yang bekerja di tempat hiburan. 

Di RT 007 sendiri terdata ada 100 kepala keluarga yang tinggal. Itu di luar para pendatang yang masuk-keluar kawasan itu.

"Rencana pembongkaran bangunan di sini sudah saya dengar sejak zaman Gubernur Sutiyoso," kata Maryam seperti dikutip dari harian Kompas, Kamis (11/2/2016).

"Kami berharap, sih, enggak usah digusur. Kalau tempat hiburan mau ditertibkan, itu terserah pemerintah," kata Maryamah.

Menghitung kekuatan

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan mendukung langkah Pemprov DKI yang berniat menata Kalijodo menjadi pusat lokalisasi dan hiburan malam bagi kalangan kelas menengah ke bawah. 

Akan tetapi, Gubernur Basuki justru mengatakan penertiban Kalijodo perlu, tetapi belum menjadi prioritas.

"Kami sedang mengukur kekuatan dulu. Kami pikir belum siap karena harus konsentrasi untuk membereskan Waduk Pluit," kata Tito.

"Kalau Waduk Pluit sudah selesai, akan kami bereskan itu (Kalijodo). Lagi pula (kawasan) itu enggak terlalu kena sungai. Yang diutamakan (untuk dibongkar) yang kena sungai dan waduk," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com