Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Penghuni Rusun Pulogebang akan Kedatangan Warga Kalijodo

Kompas.com - 19/02/2016, 19:28 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, sempat khawatir akan rencana kedatangan warga Kalijodo ke rusun yang mereka tempati.

Mereka cenderung khawatir akan latar belakang warga Kalijodo yang berasal dari kawasan hiburan malam tersebut.

Kendati demikian, warga mengaku akan menerima calon tetangga baru ini. (Baca: PSK dan Mucikari Tak Diprioritaskan Dapat Unit di Rusun Marunda)

"Tentunya memang kami khawatir, takutnya kebawa-bawa. Ya, tetapi, kami menerima saja. Kita kan sama-sama warga gusuran," kata An (40), warga RT 11 RW 11, Blok F, di Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2016).

Meskipun ada kekhawatiran, An memprediksi, tidak akan ada penolakan dari penghuni rusun terhadap warga Kalijodo.

"Ya, enggak ada penolakan. Semua orang (Kalijodo) kan enggak sama (di hiburan malam semua)," ujar An.

Saat dikonfirmasi, Ketua RT 11 RW 11 Blok F Rusun Pulogebang, Jaelani (43), mengakui, penghuni rusun banyak yang khawatir dengan kondisi sosial daerah asal calon tetangga baru mereka itu.

Bahkan, sempat ada rapat RT mengenai rencana relokasi warga Kalijodo tersebut. (Baca: Reaksi Penghuni Rusun Marunda akan Rencana Kedatangan Warga Kalijodo)

Jaelani juga mengaku mendapatkan pesan singkat dari penghuni rusun yang mempertanyakan rencana relokasi ini.

"Namun, setelah kami jelaskan, mereka (warga) akhirnya ngerti," ujar Jaelani. Rata-rata, menurut dia, penghuni rusun yang khawatir adalah ibu-ibu.

"Ada ibu-ibu, mereka ketakutan jangan sampai memengaruhi, berdampak sosial terhadap suami. Saya bilang, kalau pendapat dari saya sama, yang penting mereka mau ikut aturan adat istiadat di Rusun Pulogebang yang sudah ada," kata Jaelani.

"Artinya, mereka (warga Kalijodo) mau membaur, bermasyarakat, dan mengisi kegiatan yang positif di sini," sambung dia.

Jaelani mengatakan, permasalahan ini hanya masalah waktu. Dari pengalamannya, hal yang sama juga terjadi ketika ia direlokasi dari Komplek Permata alias Kampung Ambon.

Warga yang telah tinggal lebih dulu di rusun memang ada yang khawatir. "Namun, kami akhirnya bisa membaur," ujarnya.

(Baca: Warga Kalijodo Disediakan 265 Unit Hunian dengan 2 Kamar Tidur di Rusun Marunda)

Kompas TV Warga Kalijodo Berunjuk Rasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com