JAKARTA, KOMPAS.com — Kalijodo yang masuk di wilayah Penjagalan, Jakarta Utara, dan di wilayah Tambora, Jakarta Barat, selama ini dikenal sebagai kawasan prostitusi.
Namun, cerita hiburan malam di kawasan itu akan segera berakhir kurang dari 10 hari ke depan.
Sebelum ini, Kalijodo memang terkesan jauh dari perhatian publik. Maklum, tempat hiburan ini dijaga para preman, yang membuat masyarakat enggan mendekat.
(Baca: Parkir Mobil di Kalijodo Saat Malam Rp 80.000 Plus Rp 20.000 Uang Keamanan)
Kecuali hidung belang yang pernah "jajan" di tempat ini, tak banyak yang tahu bagaimana sebenarnya isi dalam lokasi "esek-esek" tersebut.
Kompas.com menyusuri salah satu "kafe plus-plus", yakni Kafe Sari Ayu, yang ada di Kalijodo. Letaknya ada di pinggir Jalan Inspeksi Kepanduan II di RT 01 RW 05 Penjagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Sekilas, dari depan, bangunan berwarna merah hati dan hijau itu merupakan bangunan berlantai tiga.
Adapun yang menjadi ciri khas lokalisasi ini adalah tempat duduk permanen di depan kafe, yang biasa disebut sebagai tempat mangkal dan mejeng pekerja seks komersial (PSK).
Ada tangga di pojok kanan dari arah masuk ruangan itu. Tangga itulah yang "mengantar" para PSK di sini ke kamar-kamar yang jadi "bilik cinta", tempat peraduan PSK dan tamunya.
Pengamatan di lantai 2 "kafe plus-plus" ini, ada banyak kamar bersekat dinding triplek. Di lantai ini, kamar berjumlah hampir 10.
Kondisi pengap dan bau langsung menyambut begitu masuk kamar-kamar yang jadi tempat melepas syahwat itu.
Ukurannya sekitar 2 x 1 meter atau 2 x 2 meter persegi untuk tiap kamar. Fasilitasnya hanya kasur di lantai, bantal, lemari kecil, dan lantai beralas karpet.
Ada pula yang punya tempat tidur dengan kolong berserakan penuh barang. Hanya satu dua ruangan yang punya kipas angin sebagai penyejuk ruangan.
Khusus kamar di bagian belakang, semuanya tak punya ventilasi, kecuali kamar di teras depan.
Di "bilik-bilik cinta" itu saat dipantau Sabtu (20/2/2016), kondisinya penuh sesak dengan bermacam tetek bengek, mulai yang khas, yakni alat kontrasepsi alias kondom, alat rias sederhana wanita, satu dua potong pakaian dalam wanita, sepatu, lemari, cermin, dan lainnya, tergeletak begitu saja.
Kondisi perabotan ini sudah berantakan berceceran di lantai. Rata-rata, kondisi ruangan jauh dari standar kebersihan. Letak kamar mandi berada di pojok tiap lantai.
Catatan Kompas.com, PSK di Kalijodo memasang tarif rata-rata Rp 100.000-Rp 150.000 sekali ngamar. Tiap PSK, melayani 10-15 hidung belang semalam.
(Baca: Semalam di Kalijodo, Ditawari Minum dan Cewek...)
Puskesmas Penjaringan mengindikasikan, PSK yang aktif di Kalijodo ada yang mengidap HIV. Tahun ini, pihak puskesmas belum punya data berapa banyak PSK yang mengidap HIV.
Namun, data tahun 2015, dari 200 orang PSK Kalijodo yang berobat, lebih kurang 40 orang di antaranya adalah pengidap HIV.
Cerita Kalijodo tak lama lagi akan berakhir. Daerah ini bakal dikembalikan fungsinya jadi ruang terbuka hijau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.