Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2016, 08:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 400 pemilik bus metromini membentuk badan hukum sendiri untuk dapat bergabung dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Transportasi Jakarta.

Mereka tidak lagi menamakan diri sebagai metromini. Namun Koperasi Metropolitan Transportasi Jakarta.

Wakil Ketua Koperasi Metropolitan Transportasi Jakarta, Ahmad Bahar mengatakan, badan hukum ini dibentuk seusai bertemu dengan direksi PT Transjakarta dan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI beberapa waktu lalu.

"Sesuai arahan Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi, kami sepakat membentuk koperasi untuk mengikuti revitalisasi angkutan umum. Dalam waktu 4-5 bulan, kami yakin 400 anggota koperasi mampu meremajakan armadanya (unit bus)," kata Bahar, saat dihubungi wartawan, Senin (22/2/2016).

Ia menjelaskan, sebenarnya para pemilik bus metromini sudah ingin meremajakan unit busnya. Hanya saja, karena masalah internal kepengurusan, pemilik metromini tidak bisa meremajakan unit bus mereka.

Bahar mengakui, banyak warga yang mulai beralih dari metromini ke transportasi umum lainnya. Hal ini berdampak buruk pada perekonomian sopir serta kernet metromini.

"Kami selalu terkena penertiban dan banyak bus kami yang dikandangkan. Sekarang kami sudh berganti menjadi koperasi, dan PT Transportasi Jakarta membantu prosesnya 4-5 bulan. Kami harap selama waktu itu, tidak ada bus yang dikandangkan," kata pemilik tiga unit bus metromini itu.

Adapun koperasi ini dipimpin oleh Rinhar Siagian. Bahar mengatakan, koperasi ini sudah diresmikan Dinas Koperasi Usaha, Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta. (Baca: Pengusaha Metromini Bisa Gabung ke Transjakarta Tanpa Perantara PT Metromini)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Dipindahkan ke RS Polri

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Dipindahkan ke RS Polri

Megapolitan
Mata Rantai yang Belum Terungkap dalam Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa oleh Ayah Kandungnya

Mata Rantai yang Belum Terungkap dalam Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa oleh Ayah Kandungnya

Megapolitan
Digeledah Polisi, Apartemen Firli di Dharmawangsa Tak Terdaftar dalam LHKPN

Digeledah Polisi, Apartemen Firli di Dharmawangsa Tak Terdaftar dalam LHKPN

Megapolitan
Sudah Sepekan, Harga Cabai di Pasar Tomang Barat Melonjak hingga Rp 100.000 per Kg

Sudah Sepekan, Harga Cabai di Pasar Tomang Barat Melonjak hingga Rp 100.000 per Kg

Megapolitan
Sosiolog Menilai Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Tak Kuat Pikul Beban Hidup

Sosiolog Menilai Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Tak Kuat Pikul Beban Hidup

Megapolitan
Perumahan Namara Pamulang Masih Terendam Banjir

Perumahan Namara Pamulang Masih Terendam Banjir

Megapolitan
Apartemen yang Digeledah di Dharmawangsa Ternyata Milik Firli Bahuri

Apartemen yang Digeledah di Dharmawangsa Ternyata Milik Firli Bahuri

Megapolitan
Ayah Diduga Bunuh 4 Anak di Jagakarsa, Sosiolog: Ini Fenomena “Gunung Es”

Ayah Diduga Bunuh 4 Anak di Jagakarsa, Sosiolog: Ini Fenomena “Gunung Es”

Megapolitan
Bawaslu Jakbar Terima Laporan Ada Atribut Caleg Dipasang di Rumah ASN dan Asrama Polri

Bawaslu Jakbar Terima Laporan Ada Atribut Caleg Dipasang di Rumah ASN dan Asrama Polri

Megapolitan
Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri sehingga Tak Punya KK

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri sehingga Tak Punya KK

Megapolitan
Sebelum Meninggal, Siswa SD di Bekasi yang Kanker Tulang Sempat Drop dan Sulit Bernapas

Sebelum Meninggal, Siswa SD di Bekasi yang Kanker Tulang Sempat Drop dan Sulit Bernapas

Megapolitan
Ayah di Jagakarsa Dinilai Tak Rasional Lagi, Diduga Bunuh Anak untuk Kurangi Beban Hidup

Ayah di Jagakarsa Dinilai Tak Rasional Lagi, Diduga Bunuh Anak untuk Kurangi Beban Hidup

Megapolitan
Kronologi 4 Anak Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Berawal dari Adanya Bau Busuk

Kronologi 4 Anak Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Berawal dari Adanya Bau Busuk

Megapolitan
Ayah yang Diduga Bunuh 4 Anak di Jagakarsa Tak Bayar Kontrakan Berbulan-bulan

Ayah yang Diduga Bunuh 4 Anak di Jagakarsa Tak Bayar Kontrakan Berbulan-bulan

Megapolitan
Sosiolog Duga Ayah Bunuh 4 Anak di Jagakarsa karena Depresi Dicibir Warga dan Masalah Ekonomi

Sosiolog Duga Ayah Bunuh 4 Anak di Jagakarsa karena Depresi Dicibir Warga dan Masalah Ekonomi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com