Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah yang Menjadikan Warga Malas Naik Transjakarta?

Kompas.com - 25/02/2016, 19:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menggunakan layanan bus transjakarta pada jam padat penumpang rupanya menyita waktu dan tenaga.

Penumpang harus menghabiskan waktu berjam-jam, baik saat menunggu bus di halte maupun ketika menempuh perjalanan dengan bus.

Setidaknya, itulah yang dialami Kompas.com saat menumpang bus transjakarta koridor 12 (Kota-Tanjung Priok), Kamis (23/2/2016) sore, tepatnya dalam perjalanan dari Halte Museum Fatahillah ke Halte Tanjung Priok.

Sekitar pukul 16.00, Kompas.com menunggu bus di Halte Museum Fatahillah. Dalam angan, bus diharapkan tiba lebih kurang 3-5 menit kemudian.

Namun, kenyataannya, bus baru tiba di halte tersebut pukul 16.30. Kompas.com terpaksa menunggu bus di halte selama lebih kurang 30 menit.

Bahkan, seorang calon penumpang yang tiba lebih dulu di halte tersebut mengaku telah menunggu bus hampir 45 menit.

"45 menit busnya enggak datang-datang. Tadi saya udah di halte sebelum jam 16.00," ujar penumpang yang mengaku bernama Veni itu.

Tak hanya itu, perjalanan dengan bus transjakarta kali ini jauh dari kesan nyaman. Rute yang memutar, jalur yang tidak steril dari kendaraan umum, menambah waktu tempuh bus transjakarta.

Belum lagi kemacetan Jakarta yang rutin terjadi pada sore hari, atau saat jam warga pulang kerja.

Sedianya, bus transjakarta koridor 12 ini berangkat dari Halte Kota untuk kemudian melintas di Jalan Mangga Dua Raya.

Namun, saat berada di perempatan WTC Mangga Dua, bus itu tidak langsung berbelok ke kiri guna menuju Jalan Yos Sudarso, tetapi berbelok ke kanan terlebih dulu untuk melintas di Jalan Gunung Sahari.

Bus baru mengarah ke Tanjung Priok saat berada di perempatan sekitar gedung My Place.

Di sini, bus akan berbelok ke arah Kemayoran, melintas di Jalan Industri, dan kemudian Jalan Benjamin Sueb.

Pantauan Kompas.com, bus tercatat menghabiskan banyak waktu saat berada di Jalan Gunung Sahari, Jalan Industri, dan Jalan Benjamin Sueb.

Di jalan-jalan ini, jalur bus transjakarta yang tersedia sama sekali tak steril. Begitu banyak kendaraan pribadi yang menerobos busway.

Herannya, polisi yang berjaga tampak membiarkan saja kendaraan tersebut masuk busway, atau jalur khusus bus transjakarta.

Tercatat, untuk menempuh perjalanan dari Halte Museum Fatahillah menuju Tanjung Priok, Kompas.com menghabiskan waktu hingga 1,5 jam.

Entah apa penyebab bus transjakarta memilih rute yang lebih panjang. Padahal, saat berada di perempatan sekitar WTC Mangga Dua, kendaraan dapat berbelok ke kiri untuk kemudian melintas di Jalan Yos Sudarso dan terus mengarah ke Tanjung Priok.

Dengan demikan, waktu tempuhnya pun lebih singkat.

Naik turun jumlah penumpang

Hingga kini, 12 tahun sudah bus transjakarta beroperasi. Namun, selama 12 tahun itu, kenaikan jumlah penumpang setiap tahunnya hanya terjadi pada tujuh tahun pertama, tepatnya dari 2004-2011.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PT Transjakarta pada awal 2015 lalu, 2011 menjadi tahun puncak jumlah penumpang tertinggi dengan 114,7 juta penumpang.

Setelah itu, jumlah penumpang bus transjakarta tak pernah lagi mencapai angka tersebut.

Pada 2012, jumlah penumpang bus transjakarta hanya mencapai 111,2 juta. Pada 2013, jumlah penumpang sempat mengalami penambahan menjadi 112,5 juta.

Namun, pada 2014, jumlahnya turun menjadi hanya 111,6 juta penumpang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com