Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Dua Jam Menunggu "Feeder" Transjakarta ke Rusun Marunda

Kompas.com - 26/02/2016, 15:06 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rusunawa Marunda, Faisal (40), mengungkapkan lamanya menunggu bus pengumpan (feeder) yang melayani rute ke Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Faisal mengaku sudah menunggu di Halte Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Kamis (25/2/2016), selama kurang lebih dua jam. (Baca: Inikah yang Menjadikan Warga Malas Naik Transjakarta?).

Kepada Kompas.com, Faisal mengaku tiba di halte pukul 17.00. Kemudian sekitar pukul 19.00, bus yang ditunggu tidak kunjung tiba. Bus baru tiba sekitar pukul 19.15.

"Sudah dua jam saya nunggu, tetapi enggak datang-datang busnya," kata pria yang sudah tiga tahun tinggal di Rusunawa Marunda ini.

Pantauan Kompas.com di Halte Wali Kota Jakarta Utara, dari pukul 18.00-19.00, memang tidak ada bus pengumpan transjakarta tujuan Rusunawa Marunda yang berhenti.

Kebanyakan bus yang melalui halte tersebut adalah bus koridor 10 (Tanjung Priok-Cililitan) dan koridor 12 (Tanjung Priok-Pluit).

Faisal menjadi satu-satunya calon penumpang ke Rusunawa Marunda yang menunggu di halte tersebut.

Meski harus menunggu hingga dua jam, Faisal terlihat tak berkeinginan untuk berganti ke moda transportasi lain.

Kemudahan menjadi pertimbangannya. Menurut Faisal, jika harus menggunakan moda angkutan yang lain, maka ia harus berganti angkutan hingga dua kali.

Selain itu, menurut dia, kondisi angkutan umum lainnya tidak senyaman bus pengumpan transjakarta.

"Naik kopaja dulu sampai Cilincing, terus lanjut naik KWK sampai rusun. Kalau ini (transjakarta) kan bisa langsung," ujar dia.

Layanan bus pengumpan transjakarta ke Rusunawa Marunda diluncurkan sejak 17 Januari 2016. (Baca: Transjakarta Ancam Putus Kontrak PT JTM jika Tak Ada Perbaikan Bus).

Sampai saat ini, ada lima unit bus yang beroperasi pada rute Rusunawa Marunda-Tanjung Priok.

Faisal menduga masih minimnya jumlah bus menjadi penyebab lamanya waktu kedatangan bus di halte.

"Kalau bisa sih busnya ditambah," kata dia.

Bus dalam perawatan

Saat dikonfirmasi, Kepala Humas PT Transjakarta Prasetya Budi mengatakan, lamanya waktu kedatangan bus tujuan Rusunawa Marunda disebabkan banyaknya bus yang sedang dalam perawatan.

"Lagi maintenance. Kita komitmen kalau memang kondisi bus kurang baik, harus segera diprebaiki," kata Pras kepada Kompas.com, Jumat (26/2/2016).

Menurut Pras, ada 3 unit bus yang tengah menjalani perawatan. Sedangkan jumlah bus yang dioperasikan untuk melayani rute ke Rusunawa Marunda, hanya ada 5 unit.


Jenis bus yang digunakan adalah bus berukuran sedang. "Jadi kemarin itu hanya ada dua bus. Karena terlalu sedikit, kita kasih tambahan satu bus single," ujar dia.

Pras menjanjikan perawatan terhadap bus akan selesai hari ini. Dengan demikian, layanan angkutan pengumpan ke Rusunawa Marunda akan kembali normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com