Emil, sapaannya, yang hampir setahun terakhir ini diisukan menjadi calon gubernur DKI itu, memilih untuk menyelesaikan masa tugasnya dan fokus membangun Bandung.
Masa tugas Emil sebagai Wali Kota Bandung berakhir pada 2018 mendatang. (Baca: Keputusan Ridwan Kamil Tak Ikut Pilkada DKI Disambut Bahagia "Netizen").
Langkah Emil yang menolak ikut Pilkada DKI Jakarta 2017 ini sama seperti yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Beberapa waktu lalu, Risma menegaskan bahwa dia tidak akan maju menjadi calon gubernur DKI, meskipun mendapat perintah dari partainya, PDI Perjuangan.
Tidak majunya Emil dan Risma tentu saja menguntungkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang berniat mencalonkan diri sebagai petahana dalam Pilkada DKI 2017.
Ketiadaan Risma dan Emil mengurangi pesaing Basuki. Meskipun demikian, masih ada sejumlah nama yang menyatakan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai gubernur DKI mendatang.
Mereka adalah mantan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, dan pentolan Grup Band Dewa 19 Ahmad Dhani.
Terkait Yusril, belakangan Basuki terlihat cukup menaruh perhatian terhadap Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu.
Basuki pun menganggap Yusril akan menjadi pesaing terberatnya setelah Emil menolak ikut Pilkada DKI. (Baca: Ridwan Kamil Batal Maju, Ahok Anggap Yusril Pesaing Terberat).
"Semua (bakal calon gubernur) beratlah ya, saya kira. Apalagi Pak Yusril lebih berat, bekas capres, lebih berat Pak Yusril-lah," kata dia, Senin (29/2/2016).
Sama seperti Basuki, Yusril juga berasal dari Belitung. Pada Desember lalu, kakak Yusril, Yuslih Ihza Mahendra, berhasil mengalahkan adik Basuki yang merupakan bupati petahana, Basuri Tjahaja Purnama dalam perhelatan Pilkada Kabupaten Belitung Timur 2015.
Yuslih mengalahkan Basuri dengan perolehan suara mencapai 51 persen. Basuki menilai, faktor inilah yang membuat Yusril "pede" dapat melakukan hal yang sama di DKI Jakarta.
"Mungkin di (pilkada) DKI, dia pikir juga bisa ngalahin 50 persen plus satu, begitu kan. Enggak apa-apa, yang penting nyaris kalah, cukup kok. Nyaris kalah saja," kata Ahok.
Basuki diprediksi tak langsung menang