Korban, Suci Sobari, yang baru berusia 4 bulan, diculik dan dijual seharga Rp 2,5 juta. Suci ditemukan dalam keadaan sehat. Polisi masih mendalami kasus ini untuk melacak kemungkinan adanya sindikat dan jaringan pelaku.
Ibu korban, Dian Ekawati (29), penjual kopi keliling di sekitar Museum Fatahillah, melaporkan kehilangan Suci pada 23 Februari lalu. Dian kehilangan bayinya di Atrium Senen, Jakarta Pusat.
Awalnya, ia diajak pelaku berputar-putar untuk berbelanja pakaian dan ditawari pekerjaan di toko kue. Lalu, pelaku meminta Dian ke ATM dan mewakili pelaku mengambilkan uang. Pelaku sengaja memberikan nomor PIN palsu. Pelaku juga menawarkan menggendong Suci saat Dian ke ATM. Pelaku lalu menghilang bersama Suci.
"Orang itu mengaku bernama Desi atau Uripah. Dia sudah datang kepada saya waktu jualan kopi dua minggu sebelum mengambil anak saya. Sebelumnya, saya tak pernah melihat dia," kata Dian di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, kemarin.
Direncanakan matang
Dian kehilangan tempat tinggal dan hartanya dalam kebakaran di Kampung Dao, belakang Pasar Pagi, Mangga Dua, Jakarta Utara, pada akhir Januari lalu. Pelaku diduga mempelajari dan merencanakan penculikan karena mengetahui kondisi Dian.
Polisi menemukan bayi Suci pada Selasa dini hari. Selama lima hari diculik, Suci berpindah tangan tiga kali. Terakhir, ia dibeli seorang janda, Mimin, di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Dua tersangka lain, Sri Mulyaningsih dan Kokom, juga ditangkap di kawasan itu. Satu tersangka, Desi, ditangkap di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
Ketiga tersangka yang menculik dan menjual bayi itu sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga harian. Adapun pembeli, Mimin, bekerja sebagai pedagang. Dari Rp 2,5 juta, Desi mendapat Rp 2,2 juta dan dua tersangka lain masing-masing Rp 150.000. Saat ditemukan, Suci diam, tetapi tidak wajar. Dian menduga, bayinya diberi obat penenang, tetapi kondisinya membaik pada siang hari.
Direktur Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, dengan petunjuk sangat minim sebab korban tak mengenal pelaku, tim Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita Polda Metro Jaya bekerja keras melacak keberadaan bayi itu. Pelacakan mengandalkan rekaman kamera pemantau (CCTV) di sekitar tempat kejadian sehingga dapat menemukan petunjuk.
Saat ini penyelidikan terus dilakukan sebab para tersangka diduga pernah menculik sebelumnya. Hal ini terindikasi dari langkah-langkah yang terencana matang. Krishna menduga penjualan bayi digunakan dalam praktik mengemis di jalanan. (IRE)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Maret 2016, di halaman 15 dengan judul "Penculikan Bayi untuk Mengemis".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.