Padahal, Basuki sebelumnya telah mengajukan nama Djarot sebagai calon wakil gubernur dan masih menunggu persetujuan PDI-P.
"Jadi 'Teman Ahok' sudah bilang, kalau ditunda lagi untuk masukkin nama (cawagub), dia enggak sanggup," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (7/3/2016).
Di dalam formulir dukungan kepada Basuki untuk maju melalui jalur independen, tidak disertakan nama cawagub. Sehingga 'Teman Ahok' merasa perlu bekerja dua kali untuk kembali mencantumkan nama cawagub yang akan mendampingi Basuki.
Mereka sepakat menunjuk Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono yang menjadi cawagub Basuki.
"Mereka sudah menghitung, mesti kerja dari bulan Maret-April-Mei-Juni-Juli, empat bulan saja sudah susah katanya," kata Basuki.
"Kalau (tunggu) PDI-P, (kerja 'Teman Ahok') terus mundur. Saya mengerti juga PDI-P ada proses, ada rapat, tapi mereka ('Teman Ahok') bilang, 'kami tidak bisa'," ujar Basuki.
Pada akhirnya, Basuki pun menyatakan ikut dengan "Teman Ahok" dan meninggalkan Djarot juga PDI-P.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.