Ahok (sapaan Basuki) seolah membuat pernyataan perang terbuka melawan semua parpol. Meski demikian, Pengamat politik dan Cyrus Network, Hasan Nasbi, berpendapat partai politik tetap akan kesulitan bersatu melawan Ahok.
"Akan menjadi kesulitan sendiri kalau parpol bersatu untuk melawan Ahok. Karena apa? karena tidak ada figur pemersatu seluruh parpol itu," ujar Hasan ketika dihubungi, Senin (7/3/2016).
Saat Koalisi Merah Putih dibentuk untuk menjadi oposisi pemerintahan Jokowi-JK, figur pemersatu semua parpol muncul dari Partai Gerindra yaitu Prabowo Soebianto. Untuk Ahok, Hasan tidak melihat ada tokoh yang bisa menjadi sosok pemersatu itu.
Bahkan, dia sanksi kalau partai akan bersatu dan memunculkan satu pasangan calon saja agar bisa head to head dengan Ahok. Sebab, semua partai pasti ada ego untuk mengusung calonnya sendiri.
Dia memprediksi pasangan yang akan muncul akan berjumlah sekita 2 atau 3 pasangan. Hal itu karena memang tidak ada "lem perekat" yang bisa mempersatukan semua parpol dalam melawan Ahok.
"Walau mereka sama-sama tidak suka sama Ahok, ketika bicara figur ya mereka akan debat panjang sekali saling memperjuangkan figur partai masing-masing. Realisasinya saya rasa masih sangat sulit," ujar Hasan.
Begitupun jika Ahok berhasil menang dan duduk kembali di bangku pemerintahan. Hasan mengatakan, beberapa bulan pertama suasana permusuhan memang akan kental antara Ahok dengan partai politik.
Namun, suasana akan berubah ketika sudah mulai membicarakan program pembangunan dan kegiatan Pemerintah Provinsi DKI. Semua itu bisa saja menjadi pemersatu antara Ahok dengan partai di legislatif.
Seperti partai-partai yang tergabung dalam KMP, bukan tidak mungkin partai itu nantinya akan berbalik mendekat pada pemerintahan Ahok.
"Jokowi kan enggak didukung KMP pas dia maju, tapi sekarang mana ada lagi KMP jadi oposisi, semua mau merapat ke pemerintah.Hal yang sama mungkin saja terjadi dengan Ahok," ujar Hasan.
Pada akhirnya, Hasan pun menegaskan bahwa ini semua adalah politik. Di mana, tidak ada lawan dan kawan yang abadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.