Dia menawarkan belasan anak di bawah umur untuk melayani para lelaki hidung belang. (Baca: Jadi Mucikari, TS Juga Lecehkan ABG yang Menjadi Korbannya).
Sebagai kedok, Torik mendirikan warung kopi di Jalan Timbul IV RT 08 RW 03, Kelurahan Cimpedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Warung kopi ini kerap menjadi lokasi pertemuan antara pelanggan dan ABG yang ditawarkan Torik.
Menurut Kepala Polsek Jagakarsa Komisaris Sri Bhayangkari, Torik pertama kali berkenalan dengan gadis berusia 15 tahun, sebut saja Mawar.
Torik lalu meminta ABG itu untuk mengajak temannya menjajakan diri. Kepada Mawar, Torik mengiming-imingi ABG itu uang.
"Antar korban ini (rekrutnya) dari mulut ke mulut," ujar Sri.
Sampai akhirnya, Torik punya 15 ABG yang siap melayani tamu hidung belang. Rata-rata adalah gadis berusia 15-16 tahun.
Di antarnya, ada yang masih berstatus pelajar dan putus sekolah.
"Ada yang merupakan warga dari sana dan ada juga yang dari luar," ujar Sri.
Cara transaksi dengan pelanggan, lanjut Sri, tidak melalui dunia maya, melainkan hanya dalam lingkungan perkenalan Torik.
Pelaku menghubungi kenalannya untuk menawarkan ABG yang akan dijual.
"Pelaku tidak secara langsung mempromosikan di warung kopinya, tetapi melalui orang yang punya koneksi dengan pelaku. Jadi pelanggannya dihubungi," ujar Sri.
Torik tak punya kamar banyak untuk jadi bilik asmara. Namun, dia punya satu ruangan di warung kopinya, yang bisa digunakan untuk mesum.
Kadang, ABG itu dijemput pelanggannya untuk dibawa keluar. "Menurut keterangan ada yang dilakukan di warung tersebut dan ada yang di luar," ujar Sri.