Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda: Kabel Lama PLN dan Telkom yang Tidak Diangkat Picu Pencurian

Kompas.com - 11/03/2016, 13:47 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnaivan mengatakan, pencurian isi kabel yang terjadi di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka Selatan, dipicu adanya jaringan kabel lama milik PLN dan Telkom yang tidak diangkat.

Dua BUMN itu tidak mengangkat kabel lama mereka dari gorong-gorong karena biaya untuk mengangkat kabel yang tergolong mahal.

Apalagi, bagi dua BUMN itu, kabel-kabel lama tersebut tidak memiliki nilai ekonomis lagi. (Baca juga: Pencuri Kabel di Selokan Incar Timah dan Tembaga).

"Nah kenapa ini bisa terjadi? Karena ada jaringan kabel lama baik PLN maupun Telkom. Perusahaan menganggap itu tidak memiliki nilai ekonomis lagi, kemudian tidak diangkat karena makan biaya tinggi," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jumat (11/3/2016).

Menurut Tito, hal tersebutlah yang menimbulkan potensi pencurian kabel oleh kelompok tertentu.

"Ini membuka kesempatan terjadi semacam adanya barang-barang berharga dengan nilai ekonomis yang bisa diambil oleh kelompok-kelompok tertentu," sambung dia.

Tito menambahkan, para pelaku pencurian isi kabel ini mulanya adalah pemulung.

Namun, karena hasil menjadi pemulung kurang memuaskan, maka mereka beralih profesi menjadi pencuri spesialis kabel.

"Kelompok gorong-gorong ini mereka pemulung, tetapi memulung pendapatannya kecil, ini pendapatannya besar. Tembaga per kilogram harganya bisa di atas Rp 40.000, sedangkan timah di atas Rp 12.000 per kilogram, sedangkan besi harganya lebih kurang Rp 3.000-an," papar Tito.

Terkait dugaan pencurian isi kabel di gorong-gorong ini, polisi menetapkan enam tersangka.

Dari enam orang itu, dua di antaranya adalah residivis kasus pencurian kabel 2015. (Baca: Polisi Ringkus Enam Tersangka Pencuri Kabel di Gorong-gorong Kawasan "Ring Satu").

Sementara itu, empat sisanya adalah anggota baru dari kelompok pencuri tersebut.

Para pelaku yang ditangkap adalah STR alias BY (45), MRN alis N (34), SWY alias SM (45), AP alias UC (28), RHM alias GUN (43), dan AT alias TGL (48).

Pengusutan yang dilakukan tim Polda Metro Jaya ini berawal dari ditemukannya bungkus kabel oleh petugas Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka Selatan pada 24 Februari.

Awalnya, petugas mengira bungkus kabel yang ada di sana hanya sedikit.

Namun, setelah ditelusuri selama beberapa hari, jumlah bungkus kabel dari gorong-gorong jalan protokol tersebut mencapai 26 truk.

Kompas TV Pelaku Sampah Kabel Mulai Terkuak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com