Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teman Ahok Kumpulkan Dukungan KTP Tanpa Sokongan Dana dari Ahok

Kompas.com - 15/03/2016, 07:26 WIB
Jessi Carina

Penulis

Cukupkah hanya jualan marchandise?

Pada kunjungan Teman Ahok ke redaksi Kompas.com beberapa bulan lalu, mereka pernah menceritakan bagaimana mereka bisa membiayai operasional mereka. Misalnya saja seperti membuka booth di pusat perbelanjaan yang terkenal mematok harga sewa yang mahal.

Amalia mengatakan untuk hal itu mereka memiliki jaringan di beberapa mal sehingga mereka diizinkan membuka booth. Biasanya, pengelola mal mengizinkan Teman Ahok untuk membuka booth karena pengunjung yang datang menjadi lebih banyak.

"Tapi enggak semua mal bisa kita masukin misalnya GI (Grand Indonesia), kita enggak punya akses ke sana dan kalau sewa pasti mahal. Tapi kita sering buka booth di GI kalau ada pameran, kita diundang dan dikasih space. Karena katanya kalau ada Teman Ahok jadi ramai," ujar Amalia ketika itu.

Amalia mengatakan donasi dalam bentuk uang mereka tolak karena akan menyulitkan mereka di bagian pencatatan. Meski bukan kelompok berbadan hukum resmi, Amalia mengatakan Teman Ahok harus siap jika disuruh melakukan audit keuangan.

Mencatat uang masuk dari hasil penjualan dinilai lebih mudah untuk dipertanggungjawabkan daripada menerima dalam bentuk uang.

"Padahal kalau kami mau, sudah banyak sekali donasi uang yang masuk," ujar Amalia. (Baca: Mengenal Lebih Jauh Teman Ahok)

Sebagai gantinya, warga pun tidak segan-segan membantu Teman Ahok dalam bentuk barang dan jasa. Kedua bantuan ini sangat dihargai Teman Ahok di awal-awal masa pengumpulan KTP.

"Misalnya kami pernah mengalami kesulitan buat menggambarkan ke orang-orang kalau 1 juta KTP itu banyak banget. Akhirnya kita dibantu orang yang mau bikinin kita video animasinya dengan skill yang dia punya, itu membantu banget sih," ujar Amalia.

Adapula seorang warga yang membantu Teman Ahok dalam bentuk tenaga. Pria tersebut dulu kerap meminta formulir KTP kepada Teman Ahok dan mengumpulkan dukungan sendiri.

Setelah terkumpul banyak, formulir itu akan diserahkan ke Teman Ahok. Amalia mengatakan pria tersebut bahkan sempat membuka booth di pernikahan dan acara wisuda anaknya.

"Si bapak itu sampai bisa ngumpulin 10.000 KTP sendiri," ujar Amalia.

Bantuan semacam itu, kata Amalia, membuat Teman Ahok merasa tidak sendiri dalam perjuangannya. Mereka senang bahwa ternyata banyak masyarakat yang rela mencurahkan tenaga dan waktu untuk memajukan Ahok lagi menjadi gubernur DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com