Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan Ayah dan Anak Korban Kebakaran di RS Mintohardjo

Kompas.com - 15/03/2016, 17:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Edi Suwardi Suryaningrat (67) dan dr Dimas Qadar Radityo (28) menjadi korban tewas dalam peristiwa kebakaran yang terjadi di Ruang tabung chamber Pulau Mianga, Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) RSAL Mintohardjo, Senin (14/3/2016)

Salah satu keponakan Edi, Novarina (46) mengatakan, dirinya masih ingat kenangan terakhir sebelum ajal menjemput keduanya.

Menurut Novarina, Edi sempat menyampaikan kekhawatirannya saat mengingat Dimas, putra bungsunya.

 

"Kebetulan tante ku yang jadi saksi, beberapa minggu yang lalu itu Om (Edi) sakit. Om itu bilang 'aduh gimana ya aku sakit, gimana kalau Dimas nikah nanti ya siapa yang ngurusin (nikah)," cerita Novarina atau Novi, usai pemakaman Edi dan Dimas di TPU Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Selasa (15/3/2016).

Novi menuturkan bahwa Dimas sangat dekat dengan kedua orangtuanya. Dimas juga ia sebut kerap membantu jika ada anggota keluarga yang kesulitan.

"Dekat sama bapak, sama mama nya. Sama keluarga juga Dimas itu peduli, kalau ada yang sakit cepat dia bantu nolong supaya bisa masuk rumah sakit," ujar Novi.

Menurut Novi, Edi memang kerap terapi Hiperbarik karena sedang sakit. Sedangkan Dimas baru pertama kalinya mengikuti terapi tersebut.

"Katanya karena gejala struk dan buat kebugaran saja," ujar Novi.

Ruang tabung chamber Pulau Miangas di Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) RSAL Mintohardjo terbakar, Senin siang. Kebakaran memicu terjadinya ledakan.

Diduga, peristiwa berawal dari tegangan pendek arus listrik. Empat orang yang sedang menjalani perawatan tewas.

Para korban tewas diantaranya adalah, Sulistiyo, Irjen Pol Purn Abubakar Nataprawira (65), Edi Suwardi (67), dan Dimas (28).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Megapolitan
Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Megapolitan
Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Megapolitan
Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Megapolitan
Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

Megapolitan
Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Megapolitan
Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Megapolitan
RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

Megapolitan
Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Megapolitan
Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

Megapolitan
Dinsos Depok Minta Warga Tak Khawatir jika KIS Mendadak Tidak Aktif

Dinsos Depok Minta Warga Tak Khawatir jika KIS Mendadak Tidak Aktif

Megapolitan
KPU Jakarta Barat Izinkan Pendamping Tuntun 14.041 Penyandang Disabilitas Saat Pemilu

KPU Jakarta Barat Izinkan Pendamping Tuntun 14.041 Penyandang Disabilitas Saat Pemilu

Megapolitan
Diminta Teken Surat Larangan Bahas Politik, Butet Kertaredjasa: Apa Itu Bukan Pembungkaman?

Diminta Teken Surat Larangan Bahas Politik, Butet Kertaredjasa: Apa Itu Bukan Pembungkaman?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com