Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Kesal Disebut Tak Laporkan LHKPN Sejak 2005

Kompas.com - 15/03/2016, 19:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membantah pemberitaan yang menyebut dirinya tidak melapor Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) selama sebelas tahun.

Ia pun terlihat kesal ketika menjawab pertanyaan wartawan perihal itu.

"Ngawur itu, ngaco itu, gimana sih, apa maksudnya gitu lho? Aku kaget, jangan begitu dong kan enggak bagus. Sesuatu yang enggak benar itu enggak boleh," kata Djarot kesal, di Balai Kota, Selasa (14/3/2016).

Djarot menjelaskan dirinya terakhir melaporkan harta kekayaannya melalui LHKPN pada akhir tahun 2014 lalu. Saat itu, ia menjabat sebagai anggota Komisi II DPR RI.

"Nah ini akan kami laporkan lagi 2016. Harusnya tiap tahun (pejabat lapor LHKPN)," kata Djarot.

Ia mengaku sangat dirugikan atas pemberitaan tersebut.

Padahal, Kompas.com sebelumnya memuat pemberitaan ini berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam data yang bisa diakses lewat situs acch.kpk.go.id, Djarot terakhir kali melaporkan harta kekayaan pada 21 April 2005.

Saat itu ia masih menjabat sebagai Wali Kota Blitar. Total harta kekayaan Djarot saat itu sebesar Rp 1.747.386.828 dan 7.520 dollar AS.

Bahkan, Djarot menuding pemberitaan itu sebagai sebuah kampanye hitam padanya jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

"Itu apa salah satu bentuk dari black campaign atau apa gitu ya, kan enggak bener sama sekali, iyo tho? Kacau banget itu, ngawur, aku juga kaget kok," kata mantan Wali Kota Blitar itu.

"Ono opo gitu lho ya ha-ha-ha atau menjelang Pilkada. Ya monggo (silahkan) saja enggak apa-apa, tapi yang benar dong," kata Djarot.

Adapun kekayaan Djarot yang dilaporkan tersebut berupa tiga unit tanah dan bangunan yang berada di Surabaya dan Blitar. Nilainya mencapai Rp 1,01 miliar.

Sementara harta bergerak berupa alat transportasi yang tercantum dalam laporan nilainya Rp 212 juta. Alat transportasi itu berupa mobil merk Toyota, Volvo, dan VW Beatle serta satu motor Yamaha. Ada pun logam mulia yang dilaporkan Djarot nilainya Rp 15,715 juta.

Djarot juga melaporkan nilai giro dan setara kas lainnya sebesar Rp 509.239.828 dan 7.520 dollar AS. (Baca: Penjelasan KPK soal Harta Kekayaan Djarot yang Terbaru Tak Tercantum di Daftar LHKPN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com