Hal ini dianggap tidak seimbang dengan beratnya syarat calon yang diusung partai politik, yakni mendapatkan minimal 20 persen kursi di DPRD. (Baca: Anggap Ahok Punya "Sponsor" Gila-gilaan, PDI-P Dukung Syarat Calon Perseorangan Diperberat )
Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hendrawan Supratikno mengatakan, fraksinya di DPR mendukung wacana tersebut. Ia memandang calon gubernur independen maupun yang diusung parpol tidak jauh beda. Contohnya ialah seperti Ahok yang maju independen bersama Teman Ahok, tetapi mendapat dukungan dari Partai Nasdem.
"Jadi, bukan calon independen, tetapi calon perseorangan. Kalau independen itu kan tak tergantung siapa-siapa, kalau kayak Ahok itu sponsornya gila-gilaan," ujar Hendrawan.
Kemesraan Ahok dan PDI-P
Ahok tidak pernah menjadi kader PDI-P. Namun, hubungan kedekatannya dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri membuat banyak pihak berpendapat Ahok akan menjadi kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
Ahok beberapa kali kesempatan mendatangi hajatan Mega maupun PDI-P. Terakhir, Ahok menghadiri ulang tahun Megawati pada Januari 2016 lalu. Saat itu, Ahok menerima potongan nasi tumpeng dari Mega.
Ahok pun terlihat sudah menjadi bagian dari PDI-P sejak ia dielu-elukan oleh para kader se-Indonesia pada Rakernas HUT PDI-P, 9-11 Januari, di Jakarta. Ahok pun menyebut memang memiliki hubungan baik dengan Mega serta para kader PDI-P.
Namun, kedekatannya itu bukan sebagai sinyal ia akan menjadi kader untuk diusung dalam Pilkada DKI 2017.
"(Hubungan) aku baik-baik saja sama PDI-P. Aku sama Bu Mega masih suka makan bakso sambil bicara-bicara enak santai sajalah," kata Ahok santai menanggapi renggangnya hubungannya dengan PDI-P.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.