Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawaran Gerindra dan Penolakan Budi Waseso

Kompas.com - 22/03/2016, 07:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gerindra mendapat rekomendasi dari Relawan Jakarta Bergerak yang bertugas mencari nama calon gubernur alternatif untuk diusulkan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Salah satu nama yang dibidik oleh Relawan Jakarta Bergerak adalah Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Budi Waseso.

Ketua Tim Relawan Jakarta Bergerak Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, ada beberapa pertimbangan mengapa Buwas, sapaan Budi Waseso, masuk ke dalam "radar" mereka.

Pertimbangan itu, kata dia, didasari integritas, prestasi, serta keyakinan bahwa Buwas telah teruji dan bersih.

"Selain itu, beliau juga tidak pandang bulu dalam bertindak, dan ia tegas. Tidak arogan dan tidak kasar," kata Dasco dalam pesan singkatnya, Senin (21/3/2016).

Selain Buwas, beberapa nama lain yang masuk dalam radar adalah Gita Wirjawan, Boy Sadikin, Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah, Yusril Ihza Mahendra, dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana.

Nama-nama tersebut merupakan nama yang berada di luar penjaringan cagub DKI Partai Gerindra. Dalam penjaringan sendiri, nama-nama yang muncul adalah Sandiaga Uno, Muhammad Sanusi, Biem Benyamin, Mohamad Taufik. Mereka merupakan kader internal Partai Gerindra.

Sementara nama dari tokoh eksternal yang masuk dalam penjaringan adalah Ridwan Kamil, Sjafrie Sjamsudin, dan Saefullah. Dua orang dari nama tersebut, Ridwan dan Saefullah, sudah menyatakan tidak maju.

Budi Waseso menolak

Dari seluruh nama yang masuk radar, nama Budi Waseso yang paling menarik perhatian. Nama Budi Waseso dikenal kontroversial, namun dia bukanlah tokoh politik.

Terkait namanya yang masuk radar Partai Gerindra, Budi Waseso menolak tawaran itu.

"Saya kan kerja di BNN, ya sudah," ujar dia di Istana Kepresidenan, Senin (21/3/2016).

Namun, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu mengaku tidak tahu-menahu soal informasi tersebut. Tidak ada surat atau pemberitahuan resmi dari Partai Gerindra tentang ide tersebut.

Pria yang akrab disapa Buwas ini menegaskan, dirinya saat ini fokus ke tugas pokok dan fungsi sebagai Kepala BNN saja. Terlebih lagi, Presiden Joko Widodo memberikan "pekerjaan rumah" yang banyak soal penegakan hukum di sektor pemberantasan narkoba.

"Tadi saja dikasih PR sama Pak Presiden, harus begini, harus begitu. Presiden juga bilang akan memonitor pekerjaan saya," ujar dia.

Penjaringan belum final

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Mohammad Taufik mengomentari munculnya nama Budi Waseso dalam usulan relawan Jakarta Bergerak untuk menjadi bakal calon gubernur Jakarta. Menurut dia, nama Budi Waseso sampai saat ini belum masuk dalam penjaringan calon gubernur (cagub) DKI Jakarta dari Partai Gerindra.

Nama Budi Waseso baru masuk ke dalam radar mereka saja.

"Kalau di penjaringan belum. Kalau masuk radar ya bisa saja masuk radar," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih.

Taufik mengatakan, orang yang masuk radar adalah orang di luar partai yang tidak tercantum dalam penjaringan cagub DKI. Meski tidak masuk dalam penjaringan, mereka dinilai berpotensi menjadi calon gubernur.

Namun, kata Taufik, nantinya tetap hasil survei yang menentukan.

"Ujungnya nanti tetap survei yang menentukan. Soal nama yang kemunculan di publik sering, itu kan bagian yang harus diperhatikan juga oleh Gerindra. Jadi kalau masuk radar saja bolehlah. Kita kan enggak boleh nutup mata," ujar Taufik.

Proses di penjaringn Partai Gerindra sendiri saat ini baru tahap sosialisasi. Bakal cagub yang masuk dalam penjaringan dan bersedia dicalonkan, sedang sibuk turun ke masyarakat untuk sosialisasi. Bulan Juni nanti, Partai Gerindra DKI akan menentukan tiga nama yang lolos untuk diserahkan kepada DPP.

"Juni nanti, kami pastikan ada nama-nama calon gubernur yang akan disetor ke DPP," kata Taufik.

Taufik melanjutkan, ada tiga nama calon gubernur yang akan disetor tim penjaringan ke DPP. Nama-nama tersebut dianggap sudah lolos uji dan berkualitas untuk menjadi calon gubernur.

Berbarengan dengan penyetoran nama cagub, nantinya DPD juga akan mengirimkan hasil komunikasi politik dengan partai politik untuk kepentingan koalisi. Taufik memastikan, pada bulan Juni, Gerindra akan sudah mulai terlihat membentuk koalisi dengan partai lain dalam Pilkada DKI 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com