Tunjukkan bahwa program “penggeseran” sebagai pengganti “penggusuran” penduduk yang biasa dilakukan rezim gubernur sebelumnya juga membuat warga Jakarta resah meski diberi tempat yang nyaman.
Jangan lupa tunjukkan pula bahwa Ahok tidak membuat alih fungsi waduk dan kawasan resapan berhasil. Tunjukkan bahwa taman-yaman kota dan kawasan hijau Jakarta semakin sempit atau tergusur untuk pembangunan gedung-gedung beringkat.
Tunjukkan bahwa pegawai di lingkungan pemerintah tidak mendapat fasilitas dan gaji yang baik. Tunjukkan bahwa pelayan publik sedemikian parah dan tidak ada kartu pintar serta pendidikan gratis bagi anak-anak di Jakarta.
Tunjukkan saja bahwa tidak ada program pemberantasan kemiskinan bagi penduduk Jakarta dan berobat ke rumah sakit semakin susah dan mahal.
Ya, tunjukkan saja! Bagaimana cara menunjukkannya? Tunjukkan dengan fakta, bukti, dan angka-angka. Fakta bisa menunjuk lokasi, hasil penelitian mutakhir, kajian, pemetaan, dan sebagainya. Bukti bisa menunjuk lokasi. Sedang angka diperlukan sebagai instrumen statistik untuk mendukung kebenaran suatu fakta.
Bagi para penantang Ahok, harus berpikir dua kali jika hendak melancakan serangan dengan politik identitas dan isu-isu bernuansa SARA alias Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. Pasalnya, sudah terbukti politik identitas dan SARA gagal dan berakhir dengan posisi “senjata makan tuan”.
Merujuk pada Pilkada DKI Jakarta 2012 sebelumnya dan Pilpres 2014, politik identitas dan isu SARA gagal mencapai tujuannya, yaitu kemenangan. Lebih harus dipertimbangkan lagi apabila senjata itu digunakan di kota Jakarta yang dikenal sebagai melting pot budaya beraneka ragam suku bangsa.
Sudah sejak kelahirannya Jakarta dikenal sebagai kota plural, heterogen, dan rasional, bukan kota dengan penduduk yang homogen dalam segala aspek. Boleh jadi politik identitas dan SARA hanya efektif dilancarkan pada “enclave” tertentu dan karenanya bersifat niche.
Akan tetapi, untuk menarik perhatian warga Jakarta yang lebih moderat dan toleran di mana “enclave-enclave” hanya tinggal sejarah, cara menunjukkan jauh lebih efektif daripada sekadar mengatakan.
Sssst.... don’t tell, just show it!