Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pepih Nugraha
Wartawan dan Blogger

Wartawan biasa yang hidup di dua alam media; media lama dan media baru

Di Jakarta, Bukan Mustahil “Akan” Mengalahkan “Telah”

Kompas.com - 22/03/2016, 14:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho


Pemilihan Kepala Daerah untuk menjaring Gubernur DKI Jakarta dan wakilnya akan berlangsung tahun depan. Namun, gaung dan getarnya sudah terasa saat ini. Tidak ada Pilkada lainnya di Tanah Air ini yang seheboh Pilkada Jakarta. Mengapa?
 

Pertama, karena Jakarta dianggap miniatur Indonesia di mana seluruh suku bangsa yang menjadi kekayaan Indonesia ada di wilayah seluas 664 kilometer persegi ini. 

Kedua, sering disebut 70 persen perputaran uang negeri ini terjadi di Jakarta dan karenanya perputaran ekonomi ada di sini.  

Ketiga, Jakarta adalah Ibukota Negara di mana simbol-simbol Negara ada di kota ini; mulai Istana Negara, kantor-kantor kementrian dan BUMN, kantor kedutaan besar negara-negara sahabat, dan simbol-simbol kemajuan lainnya. Tidak salah kalau gengsi Jakarta sebagai Ibukota sekaligus kota metropolitan melekat sejak lama. 

Keempat, boleh jadi jabatan Gubernur DKI Jakarta lebih bergengsi dari sekadar Menteri Negara. Buktinya, terlepas dari motif apapun, ada dua mantan menteri yang rela “turun derajat” sebagai bakal calon gubernur yang akan bertarung di Pilkada di Jakarta nanti. 

Serenceng jawaban kelima, keenam, ketujuh dan seterusnyanya masih akan Anda temukan dengan mudah. Sebagai ilustrasi, cukuplah sampai empat jawaban di atas saja 

Sebagai petahana, Basuki Tjahaja Purnama boleh disebut diuntungkan oleh garis tangan selain tandatangan. Garis tangan adalah keberuntungan, yakni keberuntungan Ahok, sapaan akrabnya, yang pernah mengakui dirinya “hoki”. Hoki karena Ahok yang semula Wakil Gubernur di era Gubernur Joko Widodo, langsung menjadi Gubernur tatkala boss-nya itu menjadi Presiden RI.  

Selain itu, Ahok juga diuntungkan dengan tandatangan dukungan warga melalui Teman Ahok yang berusaha mengumpulkan KTP dalam jumlah tertentu sebagai syarat jalur perseorangan. Tak pelak lagi, garis tangan dan tanda tangan ada pada Ahok saat ini. 

Keuntungan lain Ahok sebagai petahana. Meski hanya melanjutkan jabatan gubernur tersisa yang ditinggalkan Joko Widodo, adalah senjata “telah” yang dimilikinya. Kelak senjata “telah” ini akan berhadapan dengan para pesaing atau penantangnya, siapapun mereka, dengan senjata “akan” pada kampanye atau debat terbuka yang biasanya disiarkan langsung televisi itu. 

Warga Jakarta yang telah memiliki hak pilih atau warga lainnya di seluruh dunia yang minat terhadap berlangsungnya proses Pilkada DKI Jakarta bakal dihadapkan pada pilihan “telah” dan “akan” ini. “Telah” senjata petahana dalam hal ini Ahok, sedangkan “akan” senjata para penantangnya. “Telah” biasanya nyata, sementara “akan” sudah pasti baru sekadar wacana. 

Sesungguhnya, perang “telah” melawan “akan” ini telah dilancarkan sejak sekarang melalui berbagai jenis media dan menjadi makanan sehari-hari pembaca, khususnya oleh para pemilik senjata “akan”. 

Mari kita simak senjata “akan” sebagai amunisi yang telah dilancarkan sejak dini oleh mereka yang berkhidmat sebagai pesaing Ahok.... 

Yusril Ihza Mahendra melontarkan gagasan “akan” melikuidasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta  sehingga menjadikan Jakarta sebagai daerah khusus yang dipimpin pejabat setingkat menteri. 

Marco Kusumawijaya menyampaikan ide “akan” mengadopsi paradigma ekologis dalam membangun kota Jakarta. 

Musisi Ahmad Dhani yang semula digadang-gadang Partai Kebangkitan Bangsa “akan” memasukkan pendidikan seni dan budaya sebagai kurikulum wajib di DKI Jakarta bagi para pelajar. Selain itu, dia “akan” akur dengan DPR jika terpilih sebagai gubernur.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com