Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Adhyaksa Agak 'Nyambung', Sandiaga Agak Susah 'Nyambung', Yusril 'Nyambungnya' Jelas"

Kompas.com - 23/03/2016, 14:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, mengikuti diskusi Reboan yang diselenggarakan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) di Rumah KB PII di Cikatomas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (23/3/2016).

Pada kesempatan tersebut, Yusril dipuji sebagai keluarga Masyumi dan cocok didukung maju pada Pilkada DKI 2017. Hal ini disampaikan Ketua Umum PB PII Nasrulah di awal diskusi.

Nasrulah membandingkan Yusril dengan bakal calon lain, seperti Sandiaga Uno dan Adhyaksa Dault. Namun, Yusril-lah yang menurut dia lebih kental sebagai kader Masyumi.

"Yang pasti kader Masyumi hanya satu, kalau Adhyaksa agak nyambung sedikit, Sandiaga Uno agak susah nyambungnya, tetapi kalau Yusril nyambungnya jelas," kata pria yang juga politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, di Rumah PB PII, Rabu pagi.

Menurut dia, di antara para calon yang ada, kalangan PB PII merasa lebih jelas dengan Yusril. Oleh karena itu, bagi PB PII, Yusril adalah bagian dari keluarga. Sebagai keluarga, menurut dia, mereka harus saling mendukung.

"Salah kalau keluarga kita mau maju lalu enggak kita dukung," ujar Nasrulah.

Wakil Ketua PB PII Sofwat Hadi menyatakan, pihaknya sangat peduli dengan pemilihan gubernur DKI saat ini. 

Yusril mengakui bahwa ia juga adalah seorang Masyumi. Yusril sempat menyinggung sejarah Ibu Kota dengan Masyumi.

Masyumi adalah partai yang pernah ada pada 1940-1960-an. Ia bercerita bahwa Ibu Kota pernah dipimpin seorang tokoh Masyumi. Ia menyebut Syamsuridjal, yang merupakan seorang Masyumi, dulu pernah memimpin Jakarta dengan status wali kota pada tahun 1953, ketika belum disebut sebagai gubernur.

"Sejarah Jakarta pernah dari Masyumi. Syamsuridjal itu sama seperti Jokowi, dulu jadi Wali Kota Solo, kemudian jadi Wali Kota di Jakarta," ujar Yusril.

Baginya, Masyumi adalah salah satu tokoh yang berpaham Islam modern. "Artinya, Islam yang rahmatan lil alamin. Tidak terbatas ruang dan waktu. Kita yakini Islam memberikan prinsip-prinsip dan asas bagaimana kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Alasan ikut Pilkada DKI

Ia bercerita, banyak yang menanyakan mengapa dirinya, yang pernah jadi tokoh nasional, kini memilih mencalonkan diri jadi gubernur. (Baca: Yusril: Pilgub DKI Berkaitan dengan Pilpres)

Menurut Yusril, ia ingin menyelesaikan masalah Jakarta. Salah satunya melikuidasi Jakarta dan mengubah status pemimpin Jakarta menjadi menteri urusan ibu kota, yang langsung di bawah presiden.

Yusril melihat bahwa ini merupakan ide baik agar pemimpin Jakarta kelak tidak terhambat dalam berkoordinasi dengan wilayah sekitarnya atau dengan pemerintah pusat, demikian halnya dalam membuat kebijakan.

"Maka, proses likuidasi itu akan berlangsung dalam lima tahun. Jadi, yang ada nanti menteri urusan ibu kota, langsung diperintah presiden," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com