Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curahan Hati Sopir Taksi Blue Bird tentang Pendapatan Sehari-hari

Kompas.com - 23/03/2016, 16:52 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Cecep Rahmat (31) sudah tiga tahun bekerja sebagai karyawan Blue Bird. Namun, tiga bulan terakhir dirasakan sebagai masa tersulitnya dalam bekerja.

"Tiga bulan terakhir ini pendapatan benar-benar susah, turun banget dibanding dulu-dulu," ujar Cecep saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (23/3/2016).

Cecep bercerita bahwa pada hari-hari "lumayan", ia bisa mengumpulkan Rp 1 juta. Namun, sejak taksi Uber dan Grab populer, dalam sehari ia hanya mampu menghasilkan Rp 600.000.

Dari Rp 1 juta hasil mengemudi, lebih dari setengahnya harus ia setorkan ke perusahaan. Lalu, sisanya adalah ongkos bensin dan komisi bersih untuknya.

"Kalau dapat sejuta, ya setor ke kantor lima ratusan, sisanya mungkin sekitar Rp 440.000 dikurangi bensin, ya saya bisa bawa pulang Rp 200.000-Rp 300.000 sehari," tuturnya.

Penurunan pendapatan selama tiga bulan terakhir menjadi alasan Cecep ikut berdemonstrasi kemarin.

"Kalau dihitung-hitung, beberapa bulan ini dapat cuma sekitar Rp 600.000. Berarti yang saya kantongin cuma sekitar Rp 100.000, sudah sama insentif itu," katanya.

Insentif yang Cecep dapatkan untuk pendapatan Rp 500.000 hanya Rp 50.000. Meskipun tak banyak yang ia dapatkan dari komisi mengemudi, Cecep mengaku akan tetap bertahan di Blue Bird.

"Ya saya kalau ada pilihan yang lebih baik, gajinya lebih gede, kenapa enggak?" ujar Cecep. (Baca: Taksi Blue Bird Gratis, Sopir "Shift" Pagi di Pul Mampang Tak Tersisa)

Diizinkan perusahaan

Cecep pun menyatakan bahwa unjuk rasa yang terjadi kemarin adalah prakarsa ia dan sesama sopir taksi lainnya. Ia mengaku tak bisa meminta apa-apa dari Blue Bird sehingga melawan dengan turun ke jalan dirasa lebih pas.

"Kantor ngizinin kok kita unjuk rasa kemarin, teman-teman sudah empet," ucapnya.

Cecep berharap, sembari menunggu titik cerah dari pemerintah, ia dan kawan-kawan tetap lancar mencari nafkah. Bapak dari dua anak ini tak yakin bahwa menjadi sopir taksi konvensional akan mencukupi kebutuhan hidup yang semakin lama semakin tinggi.

Namun, keterbatasan pilihan membuat Blue Bird sebagai satu-satunya tempat Cecep menggantungkan penghidupannya.

"Ya mau gimana lagi? Syukurin aja, untung-untung kesehatan saya masih ditanggung kantor, masih dapat bonus, THR juga," katanya. (Baca: Cerita Sopir Taksi Blue Bird yang Mobilnya Ditimpuki Batu oleh Pengemudi Ojek "Online")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com