Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril: Kereta Api Cepat Tidak Efisien, Habiskan Rp 78 Triliun dan Utang ke China

Kompas.com - 23/03/2016, 20:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra angkat bicara soal proyek kereta api cepat yang digagas pemerintah pusat. 

Yusril menyebut bahwa proyek kereta api Jakarta-Bandung itu tidak efisien. (Baca: Yusril: Saya Tidak Akan Serang Ahok karena Suku dan Agamanya)

"Kalau kereta api cepat Jakarta-Bandung, saya menganggap bahwa itu tidak efisien, menghabiskan anggaran begitu besar sekitar Rp 78 triliun dan itu utang ke bank China," kata Yusril di Jakarta, Rabu (23/3/2016).

Menurut Yusril, proyek ini tidak efisien karena treknya yang relatif pendek.

Dengan demikian, menurut dia, patut dipertanyakan bagaimana kereta itu bisa bergerak dengan kecepatan maksimal dalam jarak yang relatif dekat.

Selain itu, Yusril menyoroti pendapatan proyek ini. Menurut dia, tidak masuk akal apabila pemerintah mengaku tidak ikut menjamin pendanaan proyek yang katanya dilakukan secara business to business itu.

Padahal, kata dia, badan usaha milik negara yang meminjam dana dari China untuk proyek ini mewakili pemerintah.

"Katanya, pemerintah tidak ikut menjamin karena itu B to B (business to business). Bagi saya, tidak ada B to B karena namanya di sini BUMN milik negara. Di China itu, negara komunis pastilah milik Pemerintah China. Jadi, kalau terjadi apa-apa, kolaps, (bisa) mengganggu negara," ujar Yusril.

Seandainya menjadi pembuat kebijakan, Yusril enggan mengambil risiko dengan menggagas proyek yang menelan investasi besar, tetapi manfaatnya tidak signifikan. (Baca: Yusril Nantikan Nama Calon Wakilnya dari Partai Pendukung)

"Membangun kereta api cepat, tetapi bukan (jenis) bullet train seperti yang Jakarta-Bandung itu, tetapi rapid train yang bisa dibangun di dalam kota," ujar Yusril.

Mantan Menteri Kehakiman dan HAM ini mengingatkan pemerintah agar jangan sampai proyek ini mangkrak. Sebab, menurut dia, nama baik Presiden Joko Widodo yang menjadi taruhannya.

"Karena Presiden sudah melakukan peletakan batu pertama ke kereta api cepat ini, yang sebenarnya kan nama baik Presiden harus dijaga, jangan sampai proyek ini mangkrak di tengah jalan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com