Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Kalimalang, Gelap, Penuh Lubang, Debu, dan Berbahaya

Kompas.com - 24/03/2016, 07:21 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hati-hati saat melintas di Jalan Kalimalang, pada malam hari. Di tengah berlangsungnya pembangunan Tol Becakayu, Jalan Kalimalang jadi cukup berbahaya dilintasi.

Panyusuran Kompas.com, Rabu (23/3/2016) malam, ada beberapa hal yang patut diperhatikan pengendara di Jalan Kalimalang kini.

Pertama kondisinya di sejumlah titik yang gelap. Bagi pengendara jadi cukup berisiko untuk melintas. Kelengkapan kendaraan yang baik bisa mendukung keselamatan.

Misalnya cahaya lampu yang cukup terang. Sebab, dengan cahaya lampu kendaraan yang normal saja jalur berlubang kadang sulit dilihat.

Kemudian, konblok yang jadi pembatas jalan beberapa konblok yang jadi pembatas justru berada di tengah jalan. Jika pengemudi tidak awas, dikhawatirkan bisa menabraknya.

Juga, ada beberapa titik jalur mengalami penyempitan karena galian jalan. Rambu pengerjaan jalan yang dipasang di sisi arah Bekasi-Jakarta atau samping aliran Kalimalang juga kerap tak terlihat karena minimnya cahaya lampu.

Di beberapa titik pihak proyek memang memasang lampu sorot ke jalan. Namun, ada sejumlah titik lain yang tanpa penerangan.

Kemudian, bagi pengendara motor dengan kaca helm gelap, melintasi jalan ini jadi semakin berisiko. Tapi ketika membuka kaca helm, justru debu membuat mata perih, mengganggu penglihatan.


Jalan Berlubang

Kedua yakni soal jalan berlubang. Saat Kompas.com menyusuri jalur Kalimalang mulai Jalan DI Pandjaitan hingga Polsek Duren Sawit, permukaan jalannnya banyak bergelombang. Diperkirakan pula ada kurang lebih 50-an lubang di sepanjang jalan itu dan berbagai ukuran.

Ada lubang yang kedalamannya kecil sampai yang paling dalam sekitar 20 cm. Disandingkan dengan kondisi gelap, ini jelas berbahaya.

Permukaan jalan juga banyak sekali yang tidak rata. Rata-rata jalan yang bergelombang merupakan 'jalan baru' yang dibuka ketika proyek Becakayu dimulai kembali.

Kecepatan sepeda motor juga maksimal hanya sekitar 40 kilometer perjam. Maklum, kendaraan kadang harus melambat karena mengerem untuk menghindari lubang.

Warga menyatakan, paling berisiko saat membawa motor dalam kondisi hujan. Selain jalan lincin karena tanah, lubang juga sudah tak terlihat karena tertutup air.

"Kalau hujan yang paling risiko, kadang saya lihat yang bawa motor enggak tau ada lubang enggak pelan, ya kena (injak) lubang dia," kata Hasan (44), seorang pemilik warung pinggir jalan kepada Kompas.com saat berbincang di Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu malam.

Sementara itu, soal debu, lanjut Hasan, pengendara motor yang terlihat hampir semua memakai masker melewati jalan ini. Kecuali warga yang rumahnya dekat kadang tidak memakai masker. Ia meminta pemerintah mencarikan solusi. Apakah dapat disemprot menggunakan air dari aliran Kalimalang atau cara lainnya. Sebab, debu di jalan kini mengganggu sepanjang hari.

"Debu enggak pakai kapan lagi, malah 24 jam. Nyesek juga," ujar Hasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com