JAKARTA, KOMPAS.com - Hati-hati saat melintas di Jalan Kalimalang, pada malam hari. Di tengah berlangsungnya pembangunan Tol Becakayu, Jalan Kalimalang jadi cukup berbahaya dilintasi.
Panyusuran Kompas.com, Rabu (23/3/2016) malam, ada beberapa hal yang patut diperhatikan pengendara di Jalan Kalimalang kini.
Pertama kondisinya di sejumlah titik yang gelap. Bagi pengendara jadi cukup berisiko untuk melintas. Kelengkapan kendaraan yang baik bisa mendukung keselamatan.
Misalnya cahaya lampu yang cukup terang. Sebab, dengan cahaya lampu kendaraan yang normal saja jalur berlubang kadang sulit dilihat.
Kemudian, konblok yang jadi pembatas jalan beberapa konblok yang jadi pembatas justru berada di tengah jalan. Jika pengemudi tidak awas, dikhawatirkan bisa menabraknya.
Juga, ada beberapa titik jalur mengalami penyempitan karena galian jalan. Rambu pengerjaan jalan yang dipasang di sisi arah Bekasi-Jakarta atau samping aliran Kalimalang juga kerap tak terlihat karena minimnya cahaya lampu.
Di beberapa titik pihak proyek memang memasang lampu sorot ke jalan. Namun, ada sejumlah titik lain yang tanpa penerangan.
Kemudian, bagi pengendara motor dengan kaca helm gelap, melintasi jalan ini jadi semakin berisiko. Tapi ketika membuka kaca helm, justru debu membuat mata perih, mengganggu penglihatan.
Jalan Berlubang
Kedua yakni soal jalan berlubang. Saat Kompas.com menyusuri jalur Kalimalang mulai Jalan DI Pandjaitan hingga Polsek Duren Sawit, permukaan jalannnya banyak bergelombang. Diperkirakan pula ada kurang lebih 50-an lubang di sepanjang jalan itu dan berbagai ukuran.
Ada lubang yang kedalamannya kecil sampai yang paling dalam sekitar 20 cm. Disandingkan dengan kondisi gelap, ini jelas berbahaya.
Permukaan jalan juga banyak sekali yang tidak rata. Rata-rata jalan yang bergelombang merupakan 'jalan baru' yang dibuka ketika proyek Becakayu dimulai kembali.
Kecepatan sepeda motor juga maksimal hanya sekitar 40 kilometer perjam. Maklum, kendaraan kadang harus melambat karena mengerem untuk menghindari lubang.
Warga menyatakan, paling berisiko saat membawa motor dalam kondisi hujan. Selain jalan lincin karena tanah, lubang juga sudah tak terlihat karena tertutup air.
"Kalau hujan yang paling risiko, kadang saya lihat yang bawa motor enggak tau ada lubang enggak pelan, ya kena (injak) lubang dia," kata Hasan (44), seorang pemilik warung pinggir jalan kepada Kompas.com saat berbincang di Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu malam.
Sementara itu, soal debu, lanjut Hasan, pengendara motor yang terlihat hampir semua memakai masker melewati jalan ini. Kecuali warga yang rumahnya dekat kadang tidak memakai masker. Ia meminta pemerintah mencarikan solusi. Apakah dapat disemprot menggunakan air dari aliran Kalimalang atau cara lainnya. Sebab, debu di jalan kini mengganggu sepanjang hari.
"Debu enggak pakai kapan lagi, malah 24 jam. Nyesek juga," ujar Hasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.