Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 24/03/2016, 11:01 WIB
|
EditorIndra Akuntono

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta menemui jalur berkerikil. Penyebabnnya, relawan pendukung Ahok, "Teman Ahok" dituding menyalahgunakan lahan milik Pemprov DKI.

Markas Teman Ahok berada di Kompleks Graha Pejaten, Jakarta Selatan. Lahan tersebut milik Pemprov DKI Jakarta yang telah diberikan hak pengelolaannya kepada perusahaan pengembang swasta.

Sebelumnya, pengelola lahan tersebut adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI PD Pembangunan Sarana Jaya. Namun, Sarana Jaya menyebut bahwa pihaknya tidak lagi mengelola kompleks itu sejak November 2012 karena durasi kontrak telah habis.

"Kontrak kami hanya sampai lima tahun, dimulai dari tahun 2007 sampai 2012," kata Direktur pengembangan Sarana Jaya Yoory Pinontoan kepada Kompas.com, Rabu (23/3/2016).

Terkait markas Teman Ahok yang sebelumnya disewa oleh Lembaga Survey Cyrus milik Hasan Nasbi, Yoory mengaku tak tahu mengenai hal itu. Memang, Hasan menyebut pihaknya menyewa lahan tersebut sejak 2012 dimana pengelola bukan lagi Sarana Jaya namun disebut sudah berpindah pengelolaan swasta ke PT Griya Berlian.

Menanggapi masalah ini, Ahok membalas dengan mengatakan banyak partai politik yang juga menggunakan lahan Pemprov DKI,  yakni PDI-P, PPP dan Golkar.

Kompas.com mendatangi salah satu kantor DPD Golkar yang disebut Ahok menempati lahan milik DKI tersebut. Berada di Jalan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, sebuah bangunan bertingkat dua menjadi kantor DPD Tingkat II Golkar.

Koordinator DPD Golkar Jakarta Pusat, Supandi, membenarkan bahwa lahan tersebut merupakan lahan milik DKI. Namun, dirinya mengaku bahwa Pemda DKI sudah menghibahkannya kepada Golkar sejak bertahun-tahun yang lalu.

"Pemda DKI memberikan lahan ini kepada Golkar secara cuma cuma, dan untuk kepentingan partai," kata Supandi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat sempat menyarankan agar markas Teman Ahok dipindahkan. Menanggapi saran yang dilontarkan Djarot, Juru Bicara Teman Ahok Singgih Widyastomo menyebut, saran tersebut merupakan bentuk kecemburuan Djarot karena tidak dipilih oleh Ahok sebagai Calon Wakil Gubernur untuk Pilkada 2017 mendatang.

"Sebenarnya Ahok Mau Djarot tetap jadi wakilnya.Tetapi dia lebih pilih independen makanya tidak bisa bareng pak Ahok lagi. Mungkin Djarot cemburu tadinya dia mau jadi wakil tapi pak Ahok minta dia independen, apalagi dong masalahnya kalo tidak cemburu," kata Singgih.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Terlibat Tawuran Berujung Pembacokan, Lima Pelajar di Tangerang Ditangkap

Terlibat Tawuran Berujung Pembacokan, Lima Pelajar di Tangerang Ditangkap

Megapolitan
Lansia Pembunuh Istri di Makasar Jaktim Kebingungan saat Reka Ulang Adegan Pembunuhan

Lansia Pembunuh Istri di Makasar Jaktim Kebingungan saat Reka Ulang Adegan Pembunuhan

Megapolitan
Ruang Mesin Pabrik di Pulogadung Terbakar, Karyawan Lari Lihat Asap Membumbung Tinggi

Ruang Mesin Pabrik di Pulogadung Terbakar, Karyawan Lari Lihat Asap Membumbung Tinggi

Megapolitan
Ikhlas Turnadi Si Pembersih Makam, Pernah Diupah Rp 10.000 untuk Berdua

Ikhlas Turnadi Si Pembersih Makam, Pernah Diupah Rp 10.000 untuk Berdua

Megapolitan
Sejumlah Jalan di Jakpus Macet Imbas Demo Tolak Timnas U-20 Israel di Monas

Sejumlah Jalan di Jakpus Macet Imbas Demo Tolak Timnas U-20 Israel di Monas

Megapolitan
Daftar Lokasi Vaksin Booster Untuk Mudik di Stasiun Kereta Api

Daftar Lokasi Vaksin Booster Untuk Mudik di Stasiun Kereta Api

Megapolitan
Heru Budi Diminta Beri Ketegasan agar Formula E Tetap Digelar di Sirkuit Ancol

Heru Budi Diminta Beri Ketegasan agar Formula E Tetap Digelar di Sirkuit Ancol

Megapolitan
Kecelakaan di Underpass Senen, Pengendara Motor Luka-luka Diserempet Truk

Kecelakaan di Underpass Senen, Pengendara Motor Luka-luka Diserempet Truk

Megapolitan
Restui Uus Kuswanto Jadi Wali Kota Jakarta Barat, Ketua DPRD DKI: Rotasi Biasa Kok

Restui Uus Kuswanto Jadi Wali Kota Jakarta Barat, Ketua DPRD DKI: Rotasi Biasa Kok

Megapolitan
Sediakan 482 Bus, Dishub DKI Berikan Akses Mudik Gratis untuk 19.280 Penumpang ke 6 Provinsi

Sediakan 482 Bus, Dishub DKI Berikan Akses Mudik Gratis untuk 19.280 Penumpang ke 6 Provinsi

Megapolitan
Usai Masa Sewa Kontrakan Habis, Korban Kebakaran Depo Pertama Plumpang: Enggak Tahu Mau ke Mana

Usai Masa Sewa Kontrakan Habis, Korban Kebakaran Depo Pertama Plumpang: Enggak Tahu Mau ke Mana

Megapolitan
Terungkap, Tarif 39 PSK yang Digerebek di Tambora 'Didiskon' Sang Muncikari

Terungkap, Tarif 39 PSK yang Digerebek di Tambora "Didiskon" Sang Muncikari

Megapolitan
Respons Wali Kota Jakbar soal Posisinya yang Akan Diganti Uus Kuswanto: Mana Saya Tahu...

Respons Wali Kota Jakbar soal Posisinya yang Akan Diganti Uus Kuswanto: Mana Saya Tahu...

Megapolitan
Atap Kanopi di Ruko Saladin Square Depok 'Terbang' Usai Diterjang Angin Kencang

Atap Kanopi di Ruko Saladin Square Depok "Terbang" Usai Diterjang Angin Kencang

Megapolitan
Ekspresi Datar Pembunuh Istri Siri di Makasar saat Rekonstruksi, Sesekali Cemberut dan Melirik Sinis

Ekspresi Datar Pembunuh Istri Siri di Makasar saat Rekonstruksi, Sesekali Cemberut dan Melirik Sinis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke