Kawasan lainnya, yakni Pasar Ikan, dikenal dengan nama Vischmarkt dalam bahasa Belanda.
Dilansir dari situs jakarta.go.id, pasar ini pertama kali dibangun 1631 di sebelah timur Sungai Ciliwung, atau di atas panggung dengan atap.
Pasar tersebut kemudian dipindah ke sebuah dermaga dan hingga sekarang ini. Namun, Pasar Ikan kini tak lagi menjual ikan sepenuhnya.
Warung kelontong kini memadati kawasan tersebut. Persis di pinggir Jalan Pasar Ikan, terdapat kawasan Museum Bahari.
Tempat ini dulunya merupakan galangan kapal yang beralih fungsi menjadi museum.
Wisata maritim internasional
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta tengah menyusun rencana untuk menjadikan empat kawasan tersebut sebagai bagian dari wisata maritim internasional.
Pembangunan tempat wisata tersebut pun harus "menelan korban". Sejumlah bangunan di empat kawasan tersebut akan digusur karena dianggap menyalahi aturan.
Revitalisasi itu pertama kali akan menyasar kawasan Pasar Ikan, sekitar Museum Bahari, kemudian Kampung Akuarium.
Tiga kampung tersebut akan segera rata dengan tanah. Setelah itu, baru menyusul penertiban beberapa bangunan di Luar Batang.
(Baca juga: Warga Luar Batang Resah dengan Rencana Penggusuran Pemprov DKI).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa pihaknya akan menertibkan bangunan di Luar Batang yang menyalahi aturan, seperti bangunan yang berdiri di atas tanggul atau air laut.
Camat Penjaringan, Abdul Khalit, mengungkapkan bahwa pihaknya akan menyiapkan wisata maritim internasional di wilayah tersebut.
Nantinya, akan dibuat pelabuhan khusus kapal-kapal besar seperti Kapal Pinisi.
"Ini mau mengembalikan sejarah bahwa dulu Sunda Kelapa pelabuhan internasional. Titik nol Jakarta di Menara Miring," kata Khalit.
Nantinya pedagang kaki lima juga akan disesuaikan dengan destinasi. PKL akan diminta menjajakan dagangan terkait kemaritiman, sesuai dengan tempat wisata maritim, seperti alat pancing dan souvenir.
Basuki juga sebelumnya mengungkapkan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan mempercantikan kawasan Sunda Kelapa.
Salah satunya dengan membenahi bangunan liar dan turap yang dijadikan tempat tinggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.