JAKARTA, KOMPAS.com - Selasa (30/3/2016) sore itu, tak tampak perahu nelayan melintas di kawasan Luar Batang. Hanya satu pekerja tampak sibuk memperbaiki bagian luar perahunya.
Sisanya, tampak perahu-perahu kecil teronggok tanpa tuannya di dekat tanggul kawasan Luar Batang dan Pasar Ikan, Jakarta Utara.
(Baca juga: Cerita Masjid Luar Batang, dari Syiar Islam sampai Persembunyian Pejuang Kemerdekaan).
Terletak di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa, kawasan ini tampak tertutup puluhan kapal motor besar berbahan dasar kayu apabila dilihat dari sisi laut.
Kapal-kapal besar tersebut tampak berjejer memanjang di sekitar pelabuhan yang terletak di Teluk Jakarta.
Ada empat kawasan yang terkenal di sini, antara lain Kampung Luar Batang, Kampung Akuarium, Pasar Ikan, dan kawasan Museum Bahari.
Dari empat kawasan tersebut, hanya Kampung Luar Batang yang terpisah sendiri. Sementara itu, tiga kampung lainnya berada di sisi timur dan terpisah oleh muara selebar kurang lebih 10 meter.
Cerita empat kawasan
Keempat kawasan tersebut memiliki cerita dan daya tarik wisata sendiri, misalnya kawasan Luar Batang yang memiliki daya tarik bagi para peziarah.
Mereka tertarik untuk berziarah ke makam Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus, pendiri Masjid Keramat Luar Batang, yang berdiri di jantung kampung tersebut.
Makam Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus terletak di kawasan Masjid Luar Batang.
(Baca: Ahok Jamin Masjid Luar Batang Akan Lebih Indah).
Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus adalah ulama besar dari Yaman. Ia mulai menyiarkan agama Islam sejak tahun 1700-an di pesisir Batavia.
Kawasan Kampung Akuarium juga tak kalah unik. Menurut buku Kotapradja Djakarta-Raja: Tujuh Tahun Kotapradja, yang terbit pada 1952, dulunya kampung itu adalah sebuah laboratorium untuk meneliti alam bawah laut.
Tempat ini didirikan pada1922, hingga kemudian dioperasikan Kementerian Pertanian.
Namun, tempat tersebut kini jauh dari fungsi sebenarnya. Tidak ada lagi aktivitas penelitian di laboratorium itu.