Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki "Three in One": Mudah-mudahan Kita Dapat Kerjaan Layak dari Pemerintah

Kompas.com - 30/03/2016, 10:42 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mata Agus (21) tampak lurus ke depan melihat mobil yang melaju dari arah Slipi menuju Semanggi, Rabu (30/3/2016).

Sambil berdiri di pinggiran Jalan Jenderal Gatot Subroto, tangan kiri agus melambai, mengisyaratkan kepada pengendara mobil bahwa ia adalah joki three in one.

"Sudah lama jadi joki ini, sejak saya SMP," kata Agus saat berbincang dengan Kompas.com di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu.

Sejak lulus dari sekolah menengah atas (SMA) tiga tahun lalu, Agus semakin kiat menggeluti profesinya sebagai joki three in one.

Ia mengaku sulit mendapatkan pekerjaan sehingga memilih jadi joki three in one untuk menyambung hidup.

Apalagi Agus mengaku tak memiliki keterampilan sehingga semakin sulit mendapatkan pekerjaan.

Warga Palmerah ini  tak tahu harus melakukan pekerjaan apa jika three in one dihapuskan. (Baca: Ahok: Kalau Perlu, Bulan Depan "Three in One" Dihapus).

"Harapannya dapat dikasih lapangan pekerjaan yang layak, minimal cleaning service juga saya kerjakan kok," kata Agus yang setiap harinya mendapat Rp 50.000 dari hasil menjadi joki ini.

Senada dengan Agus, Deri (25), mengatakan bahwa ia menjadi joki untuk mencari penghasilan tambahan.

Selama ini, Deri menajdi sopir angkot Tanah Abang-Kebayoran Lama.

"Joki ini sebenarnya penghasilan tambahan dan iseng," kata Deri.

Ia pun mengaku pasrah apabila Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghapuskan three in one.

"Kita kan rakyat biasa, terima saja. Mudah-mudahan, setelah dihapus, kita-kita dapat kerjaan layak lah dari pemerintah," ungkap Deri.

Menghindari Razia

Tak lama berselang, Deri beserta joki lainnya tampak lari tunggang-langgang.

Ada yang lari menjauh ke arah Bendungan Hilir, ada pula yang nekat menyeberangi Tol Dalam Kota.

Dari kejauhan, tampak Satpol PP Kecamatan Tanah Abang tengah melakukan patroli sekaligus razia joki.

"Razia ini bentuk dari antisipasi kita akan kejadian di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, yakni adanya joki mengekploitasi anak," kata Kepala Satpol PP Kecamatan Tanah Abang, Santoso di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Patroli ini merupakan kali ketiga yang dilakukan Satpol PP hari ini. Dari hasil razia, belasan joki terjaring dan dimasukkan ke dalam truk pengangkut.

(Baca juga: Setuju "Three In One" Dihapus, YLKI Desak Ahok Implementasikan ERP).

Mereka tampak menutup muka dan enggan dimintai keterangan. Tak sedikit dari mereka yang membawa anak kecil.

"Setelah ini dibawa ke kantor Wali Kota, akan diurus oleh Dinas Sosial," ungkap Santoso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com