JAKARTA, KOMPAS.com - Penerbangan Jakarta-Ujung Pandang dengan pesawat Batik Air Boeing 737-800 bernomor registrasi PK-LBS nyaris berbuah petaka, Senin (4/4/2016) malam. Pesawat berpenumpang 49 orang plus tujuh kru itu menabrak pesawat lain saat hendak lepas landas.
Pesawat yang ditabrak ialah jenis ATR 42 seri 600 dari maskapai TransNusa yang sedang ditarik untuk parkir di selatan bandara.
Entah kenapa dua pesawat itu justru ada di jalur yang sama. Padahal landasan pacu harusnya steril bagi pesawat saat lepas landas atau mendarat.
Momen menegangkan itu diceritakan salah satu saksi mata sekaligus penumpang Batik Air, Rifli Alkautsar. Pesawat yang ditumpanginya saat hendak lepas landas tak lama berselang mengalami guncangan. Dari jendela tempat duduk ia melihat api, kemudian pesawat oleng.
Rifli sempat belum tahu apa yang terjadi di luar pesawatnya. Ia tak percaya pesawatnya bertabrakan, karena merasa pesawat seperti tersangkut tiang atau menginjak lubang. Belakangan, ia tahu menjadi korban dua burung besi yang bertabrakan.
Suasana Panik
Kepanikan melanda penumpang pesawat sesaat setelah tabrakan. Penumpang berteriak histeris di dalam pesawat.
"Penumpang di dalam pesawat berteriak, begitu saya lihat api sampai di badan pesawat, saya (ucap) inalilahi," kata Faisal Ibrahim, penumpang Batik Air.
Pesawat kemudian berhenti dan penumpang pun dievakuasi. Mobil pemadam berupaya menjinakan api. Penumpang alami syok. Sebagian membatalkan penerbangan dan kembali ke keluarga.
Kejadian ini sempat menunda semua keberangkatan pesawat waktu itu. Pukul 20.00, atau lima menit setelah kecelakaan, bandara ditutup. Pesawat yang hendak mendarat pun dialihkan ke Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Penutupan berlangsung sampai pukul 24.00, setelah landasan dibersihkan.
Otoritas penerbangan akhirnya angkat bicara. Dirjen Perhubungan Udara Suprastyo mengatakan, Batik Air yang sedang take off bertabrakan denga pesawat TransNusa yang hendak towing menuju apron selatan Bandara Halim.
Belum dijelaskan secara rinci di mana terjadi kesalahannya. Akibat tabrakan kerusakan yang terjadi pesawat Batik Air ujung sayap kiri patah dan pesawat TransNusa ujung sayap kiri dan ekor juga patah. Pesawat Batik Air sedang berisi penumpang, sementara ATR yang terlibat tabrakan, dalam keadaan kosong.
"TransNusa dalam keadaan kosong yang sedang dipindahkan menuju ke apron selatan, yang diawaki dua teknisi di dalam pesawat dan dua teknisi yang ada di towing," ujarnya.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun turun menyelidiki penyebab kecelakaan. Semua pihak terkait, termasuk petugas Air Traffic Control (ATC) dimintai keterangan. (Baca: "Pesawat Kami Sudah Diizinkan 'Take Off', tetapi Ada Pesawat Lain")
Versi Maskapai
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.