Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2016, 05:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerbangan Jakarta-Ujung Pandang dengan pesawat Batik Air Boeing 737-800 bernomor registrasi PK-LBS nyaris berbuah petaka, Senin (4/4/2016) malam. Pesawat berpenumpang 49 orang plus tujuh kru itu menabrak pesawat lain saat hendak lepas landas.

Pesawat yang ditabrak ialah jenis ATR 42 seri 600 dari maskapai TransNusa yang sedang ditarik untuk parkir di selatan bandara.

Entah kenapa dua pesawat itu justru ada di jalur yang sama. Padahal landasan pacu harusnya steril bagi pesawat saat lepas landas atau mendarat.

Momen menegangkan itu diceritakan salah satu saksi mata sekaligus penumpang Batik Air, Rifli Alkautsar. Pesawat yang ditumpanginya saat hendak lepas landas tak lama berselang mengalami guncangan. Dari jendela tempat duduk ia melihat api, kemudian pesawat oleng.

Rifli sempat belum tahu apa yang terjadi di luar pesawatnya. Ia tak percaya pesawatnya bertabrakan, karena merasa pesawat seperti tersangkut tiang atau menginjak lubang. Belakangan, ia tahu menjadi korban dua burung besi yang bertabrakan.

Suasana Panik

Kepanikan melanda penumpang pesawat sesaat setelah tabrakan. Penumpang berteriak histeris di dalam pesawat.

"Penumpang di dalam pesawat berteriak, begitu saya lihat api sampai di badan pesawat, saya (ucap) inalilahi," kata Faisal Ibrahim, penumpang Batik Air.

Pesawat kemudian berhenti dan penumpang pun dievakuasi. Mobil pemadam berupaya menjinakan api. Penumpang alami syok. Sebagian membatalkan penerbangan dan kembali ke keluarga.

Kejadian ini sempat menunda semua keberangkatan pesawat waktu itu. Pukul 20.00, atau lima menit setelah kecelakaan, bandara ditutup. Pesawat yang hendak mendarat pun dialihkan ke Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Penutupan berlangsung sampai pukul 24.00, setelah landasan dibersihkan.

Otoritas penerbangan akhirnya angkat bicara. Dirjen Perhubungan Udara Suprastyo mengatakan, Batik Air yang sedang take off bertabrakan denga pesawat TransNusa yang hendak towing menuju apron selatan Bandara Halim.

Belum dijelaskan secara rinci di mana terjadi kesalahannya. Akibat tabrakan kerusakan yang terjadi pesawat Batik Air ujung sayap kiri patah dan pesawat TransNusa ujung sayap kiri dan ekor juga patah. Pesawat Batik Air sedang berisi penumpang, sementara ATR yang terlibat tabrakan, dalam keadaan kosong.

"TransNusa dalam keadaan kosong yang sedang dipindahkan menuju ke apron selatan, yang diawaki dua teknisi di dalam pesawat dan dua teknisi yang ada di towing," ujarnya.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun turun menyelidiki penyebab kecelakaan. Semua pihak terkait, termasuk petugas Air Traffic Control (ATC) dimintai keterangan. (Baca: "Pesawat Kami Sudah Diizinkan 'Take Off', tetapi Ada Pesawat Lain")

Versi Maskapai

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Menanti Kejutan PSI dan Kaesang di Depok, Jadi Cawalkot?

Menanti Kejutan PSI dan Kaesang di Depok, Jadi Cawalkot?

Megapolitan
Motor Lawan Arus Kembali Renggut Korban Jiwa, Kali Ini Korbannya Pesepeda

Motor Lawan Arus Kembali Renggut Korban Jiwa, Kali Ini Korbannya Pesepeda

Megapolitan
Ada 80.000 ODHIV di Jakarta, Baru 51 Persen yang Minum Obat Teratur

Ada 80.000 ODHIV di Jakarta, Baru 51 Persen yang Minum Obat Teratur

Megapolitan
Warga Duren Sawit Dengar Suara Gemuruh Sebelum Tembok Gedung Timpa Rumahnya

Warga Duren Sawit Dengar Suara Gemuruh Sebelum Tembok Gedung Timpa Rumahnya

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Akhirnya Bersedia Direlokasi ke Rusun, tapi Tetap Tuntut Hunian di KSB

Warga Kampung Bayam Akhirnya Bersedia Direlokasi ke Rusun, tapi Tetap Tuntut Hunian di KSB

Megapolitan
Penderitaan Bertubi-tubi Pasutri di Gambir: Ditusuk Adik Ipar, Tak Ada yang Menolong, Kini Tak Mampu Bayar Biaya RS

Penderitaan Bertubi-tubi Pasutri di Gambir: Ditusuk Adik Ipar, Tak Ada yang Menolong, Kini Tak Mampu Bayar Biaya RS

Megapolitan
Misteri Sapi Terdampar di Tengah Laut Jakut, Ditemukan Lemas oleh Nelayan, Akhirnya Dijual...

Misteri Sapi Terdampar di Tengah Laut Jakut, Ditemukan Lemas oleh Nelayan, Akhirnya Dijual...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alarm Bahaya buat Orangtua, Anak-anak Diintai Prostitusi 'Online' | Nelayan Temukan Sapi Hidup di Laut

[POPULER JABODETABEK] Alarm Bahaya buat Orangtua, Anak-anak Diintai Prostitusi "Online" | Nelayan Temukan Sapi Hidup di Laut

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK12 Tanah Abang-Kebayoran Lama via Pos Pengumben

Rute Mikrotrans JAK12 Tanah Abang-Kebayoran Lama via Pos Pengumben

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK13 Tanah Abang-Kota Intan via Jembatan Lama

Rute Mikrotrans JAK13 Tanah Abang-Kota Intan via Jembatan Lama

Megapolitan
Bantah Klinik Kecantikannya Dibangun di Atas Saluran Air, Tompi: Saya Datang Kondisinya Sudah Begitu

Bantah Klinik Kecantikannya Dibangun di Atas Saluran Air, Tompi: Saya Datang Kondisinya Sudah Begitu

Megapolitan
Protes Penutupan Saluran Air, Massa Geruduk Klinik Kecantikan Milik Tompi di Bintaro

Protes Penutupan Saluran Air, Massa Geruduk Klinik Kecantikan Milik Tompi di Bintaro

Megapolitan
Mayat Terbakar Ditemukan di Lanud Halim Perdanakusuma

Mayat Terbakar Ditemukan di Lanud Halim Perdanakusuma

Megapolitan
Diduga Bakar Kebun di Tangerang, Seorang Lansia Tewas Terpanggang

Diduga Bakar Kebun di Tangerang, Seorang Lansia Tewas Terpanggang

Megapolitan
Minta Persetujuan Tarif Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta, Pemprov DKI Kirim Surat ke DPRD

Minta Persetujuan Tarif Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta, Pemprov DKI Kirim Surat ke DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com