Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga yang Huni Kolong Tol Wiyoto Wiyono

Kompas.com - 07/04/2016, 10:40 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mahmud terlihat santai mendengarkan lirik lagu dari radio butut yang dia miliki. Sesekali, dia mengutak-atik radio yang terlihat usang, hanya tinggal menunggu "ajal".

Mahmud merupakan salah satu warga yang menghuni kolong Tol Wiyoto Wiyono. Bersama mertua, anak, dan cucunya, Mahmud telah tinggal di bawah kolong tol sejak tahun 2005. Namun, akibat penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI, bersamaan dengan penertiban kawasan Kalijdo, dia terpaksa mengungsi dan harus mengontrak rumah tak jauh dari tol tersebut.

"Saya ikut mertua kemari. Anak istri semuanya di sini, lalu kami bangun rumah di bawah tol," kata Mahmud saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (6/4/2016).

Mahmud kebingungan setelah Pemprov DKI meratakan rumahnya. Harga sewa rumah yang dirasa cukup mahal, yakni Rp 450.000 per bulan, membuat dirinya kembali lagi tinggal di kolong tol.

Beralaskan terpal biru dan kursi kulit yang telah usang, Mahmud bersama keluarganya terpaksa tidur dan tinggal di tempat tak layak tersebut. Setiap hari, dia membayar Rp 4.000 untuk dua jeriken air bersih yang biasa digunakan untuk mandi dan memenuhi kebutuhan air bersih keluarganya.

Tak jelas apa pekerjaan Mahmud. Terkadang dia menjaga sebuah petak warung yang berada di pinggir jalan, terkadang juga dia bekerja sebagai buruh lepas jika ada sebuah proyek pembangunan yang membutuhkan jasa kuli.

Sambil mengeluarkan dompet, Mahmud segera menunjukkan KTP. Mahmud tecatat sebagai warga DKI Jakarta yang beralamat di Jalan Kepanduan 2 RT 1 RW 5, Penjaringan, Jakarta Utara.

Sebagai warga resmi DKI, Mahmud dijanjikan mendapatkan sebuah rusun di kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Namun, sampai hari ini, janji itu tak pernah dia dapat.

Dia masih tetap menunggu janji pemerintah untuk memberikannya tempat tinggal yang layak untuk anak dan istrinya. (Baca: Rencana Penertiban di Kolong Tol Wiyoto Wiyono atas Pemintaan PT CMNP)

Kompas.com/David Oliver Purba Rabu (5/4/2016), sebagian warga masih mendiami kolong Tol Wiyoto Wiyono meski Pemprov DKI telah melakukan penggusuran

Beda nasib

Lain lagi dengan Ani. Perempuan berusia 45 tahun asal Sulawesi ini sudah menghuni kolong tol sejak tahun 2000. Namun, nasib Ani terbilang cukup berbeda dibanding Mahmud. Ani memiliki seorang suami yang bekerja tetap sebagai petugas keamanan di sebuah perusahaan swasta.

Selain itu, KTP DKI yang dia miliki juga memudahkannya untuk mendapatkan sebuah rusun di kawasan Marunda.

"Saya sudah dapat kuncinya, tinggal masuk saja, sudah lengkap di sana," kata Ani. (Baca: Bekas Hunian Kolong Tol Wiyoto Wiyono Jadi "PR" bagi Kasudin Pertamanan)

Namun, jarak yang dirasa cukup jauh serta lingkungan yang berbeda membuat Ani masih pikir-pikir untuk segera pindah ke rusun tersebut. Bahkan, dia lebih memilih menghabiskan hari di bawah kolong tol sembari menjajakan jajanan ringan ketimbang harus berdiam diri di sebuah kontrakan yang telah disewa.

"Enggak betah Mas, panas di sana. Enakan di sini, adem, lagi orang orangnya juga sudah kenal," kata Ani.

Jika malam tiba, kolong tol gelap gulita. Ani dan Mahmud hanya mengandalkan cahaya dari lampu jalan untuk menerangi kegiatan malam mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com