Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2016, 07:03 WIB
Penulis Nursita Sari
|
EditorIcha Rastika

JAKARTA, KOMPAS.com - Rabu (6/4/2016) kemarin, pengusaha yang berniat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, berziarah ke makam Pangeran Jayakarta di Kelurahan Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur.

Saat berziarah, Sandiaga menyebut Presiden Joko Widodo pernah mengunjungi makam itu ketika mencalonkan diri pada Pilkada DKI 2012.

(Baca: Seperti Jokowi, Sandiaga Uno Ziarah ke Makam Pangeran Jayakarta).

Lantas, apa yang menjadikan makam tersebut istimewa sehingga dikunjungi mereka yang ingin bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta?

Berdasarkan buku sejarah Pangeran Jayakarta berjudul "Sejarah Pangeran Jayakarta Jatinegara Kaum", yang disediakan di makam tersebut, sosok Pangeran Jayakarta dikenal sebagai pemimpin Kota Jaketra (sekarang Jakarta) pada masa penjajahan Belanda tahun 1619-1640.

Ia dan pasukannya berhasil memukul mundur pasukan VOC dari Jaketra ke Maluku.

Banyak perjuangan dan pertempuran yang dilakukan Pangeran Jayakerta dan pasukannya untuk mempertahankan kota.

Namun, perjuangan itu sempat gagal sehingga Jaketra sempat diambil alih Belanda saat awal kepemimpinannya pada 1619.

Saat itu, dengan serangan yang dicampuri kotoran, Belanda dapat menaklukan pasukan Pangeran Jayakarta.

Kotoran disebut sebagai rahasia untuk mengalahkan pasukannya. Setelah mengalahkan pasukan Pangeran Jayakarta, Belanda memusnahkan Kota Jaketra dan mengubah namanya menjadi Batavia.

Namun, Pangeran tak tinggal diam. Ia membentuk pasukan baru dan melakukan serangan secara gerilya.

Ia bahkan menyamar menjadi rakyat biasa untuk melihat situasi Batavia kala itu dan menyusun strategi perang.

Nursita Sari Masyarakat datang berziarah dan berdoa dengan khidmat di kompleks pemakaman Pangeran Jayakarta, Jalan Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (7/4/2016).

Pada 1927-1929, serangan gerilya pun diluncurkan kepada Belanda. Pangeran Jayakarta dan pasukannya sempat mengalami kekalahan pada 1928.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sepanjang 2023, Pemprov DKI Terima 68.909 Aduan dari Warga, 93,5 Persen Sudah Diatasi

Sepanjang 2023, Pemprov DKI Terima 68.909 Aduan dari Warga, 93,5 Persen Sudah Diatasi

Megapolitan
Kejari Depok Inventarisasi Data Korban First Travel untuk Kembalikan Aset Sitaan

Kejari Depok Inventarisasi Data Korban First Travel untuk Kembalikan Aset Sitaan

Megapolitan
Jakarta Fair 2023 Digelar 33 Hari, Transaksi Ditargetkan Lebih dari Rp 7,5 Triliun

Jakarta Fair 2023 Digelar 33 Hari, Transaksi Ditargetkan Lebih dari Rp 7,5 Triliun

Megapolitan
Cerita Ketua RT di Koja Peraih Kalpataru 2023, Diajak Bertemu Heru Budi sampai Diberi Pesan Khusus

Cerita Ketua RT di Koja Peraih Kalpataru 2023, Diajak Bertemu Heru Budi sampai Diberi Pesan Khusus

Megapolitan
Beda dengan Tahun Sebelumnya, Konser Musik di Jakarta Fair 2023 Kini Berbayar

Beda dengan Tahun Sebelumnya, Konser Musik di Jakarta Fair 2023 Kini Berbayar

Megapolitan
Saat Warga Bahu-membahu Padamkan Kebakaran Kabel Optik agar Tak Merembet ke Permukiman...

Saat Warga Bahu-membahu Padamkan Kebakaran Kabel Optik agar Tak Merembet ke Permukiman...

Megapolitan
Suguhan Baru di Jakarta Fair 2023, Ada Rumah Hantu Jurnal Risa Experience

Suguhan Baru di Jakarta Fair 2023, Ada Rumah Hantu Jurnal Risa Experience

Megapolitan
Kabel Optik di Jatinegara Terbakar, Warga: Sebelumnya Ada Bunyi Ledakan seperti Petasan

Kabel Optik di Jatinegara Terbakar, Warga: Sebelumnya Ada Bunyi Ledakan seperti Petasan

Megapolitan
3 Pria Coba Tipu Lansia di Cimanggis dengan Iming-iming Berangkat Haji dan Umrah

3 Pria Coba Tipu Lansia di Cimanggis dengan Iming-iming Berangkat Haji dan Umrah

Megapolitan
Ini Klarifikasi STIE Tribuana soal Mahasiswa Diminta Bayar Rp 3 Juta Per Semester untuk Pindah Kampus

Ini Klarifikasi STIE Tribuana soal Mahasiswa Diminta Bayar Rp 3 Juta Per Semester untuk Pindah Kampus

Megapolitan
Polisi Ungkap Modus Penipuan Preorder iPhone oleh Si Kembar Rihana Rihani

Polisi Ungkap Modus Penipuan Preorder iPhone oleh Si Kembar Rihana Rihani

Megapolitan
Diduga Hendak Tawuran, Dua Pelajar Ditangkap Saat Konvoi Sambil Bawa Sajam di Tambora

Diduga Hendak Tawuran, Dua Pelajar Ditangkap Saat Konvoi Sambil Bawa Sajam di Tambora

Megapolitan
Lurah Batu Ampar Klaim Satpol PP dan Dishub Selalu Sigap Urai Kemacetan di Condet

Lurah Batu Ampar Klaim Satpol PP dan Dishub Selalu Sigap Urai Kemacetan di Condet

Megapolitan
Lurah Batu Ampar Tuding 'Pak Ogah' Biang Macet di Jalan Raya Condet

Lurah Batu Ampar Tuding "Pak Ogah" Biang Macet di Jalan Raya Condet

Megapolitan
Korban First Travel Akan Terima Uang Ganti Rugi, Sumbernya dari Aset Sitaan

Korban First Travel Akan Terima Uang Ganti Rugi, Sumbernya dari Aset Sitaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com