Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Enggak Ada Delman, Monas Jadi Terasa Sepi"

Kompas.com - 10/04/2016, 14:29 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya pelarangan beroperasi bagi kendaraan delman di Monumen Nasional (Monas) disayangkan oleh para pengunjung. Misalnya saja Rif'ah (50).

Wanita asal Jawa Timur yang rutin mengunjungi Jakarta setiap tahunnya ini, mengaku Monas terasa semakin sepi tanpa adanya delman.

"Enggak ada delman, kayanya Monas kelihatan jadi sepi. Pemandangannya ada yang kurang rasanya," ucap Rif'ah kepada Kompas.com, Jakarta, Minggu (10/4/2016).

Menurut dia, pemerintah seharusnya tidak menghilangkan delman begitu saja. Sebab, bagi Rif'ah, delman seakan sudah menjadi bagian dari kebudayaan Betawi.

"Ini kan bagian dari kebudayaan sekaligus kebanggaan orang Betawi, sudah seharusnya dilestarikan. Bukan malah dihapuskan begini," ujar dia.

(Baca: Ada Penyakit Berbahaya, Pemprov DKI Jakarta Larang Delman Beroperasi di Monas)

Rif'ah melanjutkan, pelarangan beroperasi delman ini bisa menambah tingkat pengangguran. Alasannya, karena menjadi kusir delman adalah pekerjaan utama bagi sebagian orang.

"Mereka itu kan orang-orang kecil, nafkah satu-satunya ya dari situ. Seharusnya, yang terpenting kan ada imbauan bagi kusir delmannya itu," imbuh dia.

Hal senada diutarakan pengunjung Monas lainnya, Hendro (37). Pria asal Grogol, Jakarta Barat ini merasa penampilan Monas tak terlalu semarak tanpa adanya kendaraan delman.

Lagi pula, lanjutnya, kendaraan delman bisa digunakannya untuk berkeliling areal Monas bersama anak-anaknya.

"Ada delman kan bagus. Anak-anak seneng ketemu hewan, mereka juga bisa belajar tentang kuda," kata Hendro.

(Baca: Ahok Perintahkan Delman di Monas Pindah ke Ragunan dengan Alasan Ini)

Bagi dia, delman pun sudah seperti bagian dari kebudayaan yang melengkapi Monas, sebagai ikon Kota Jakarta. Sehingga, kedua bagian itu tak dapat terpisahkan.

"Jadi, kalau harus dihapuskan karena delman ada virusnya ya sebaiknya diobati, bukan malah dihilangkan. Dulu-dulu kuda juga jadi alat transportasi, tapi enggak apa-apa tuh," sambung dia.

Sejak Sabtu (9/4/2016) lalu, delman sudah dilarang beroperasi di sekitar kawasan Monas. Dalam spanduk yang tertempel, aturan itu diberlakukan guna mewujudkan kenyamanan dan ketertiban kawasan wisata Monas.

Selain dengan alsan ketertiban, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga melarang delman beroperasi di Monas karena beberapa kuda diketahui terjangkit virus mematikan yang bisa menular ke manusia melalui sentuhan kulit.

Kompas TV Kuda Delman Monas Terjangkit Penyakit Menular?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com