Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Tertutupkah Pintu PDI-P untuk Ahok?

Kompas.com - 11/04/2016, 08:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

Bambang DH mencontohkan elektabilitas Fauzi Bowo atau Foke menjelang Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 dibanding dengan penantangnya saat itu, Joko Widodo.

"Kami punya pengalaman 5 tahun lalu. Waktu itu popularitas Foke tinggi, Jokowi masih rendah. Situasinya kira-kira persis seperti sekarang. Memang kecenderungannya incumbent (petahana) tinggi," kata Bambang.

Pada Pilkada 2012, Jokowi pada akhirnya bisa mengalahkan Foke. Menurut Bambang, kunci kemenangan Jokowi saat itu adalah optimalnya pergerakan mesin partai. Hal itulah yang diharapkannya bisa diulangi lagi pada Pilkada 2017.

"Banyak daerah yang elektabilitas incumbent-nya tinggi, tapi bisa juga dikalahkan. Jadi karena itu kita harus banyak konsolidasi ke dalam," ujar mantan Wali Kota Surabaya itu.

Banyak pihak yang menilai hubungan PDI-P dan Ahok sudah merenggang belakangan ini. Penyebabnya, tak lepas dari sikap Ahok yang dinilai seperti mendesak PDI-P agar segera memastikan apakah akan mengusung dirinya atau tidak.

Di sisi lain, PDI-P menyatakan pengusungan harus melalui sebuah proses penjaringan. Hal inilah yang kemudian membuat Ahok memutuskan maju melalui jalur independen. Proses penjaringan calon gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta 2017 yang diadakan PDI-P sudah dibuka sejak Kamis (7/4/2016) lalu.

Bambang menyatakan proses penjaringan terbuka bagi siapun. Proses penjaringan akan berlangsung sampai Juni.

Menurut Bambang, setelah ditutup, para calon yang mendaftar akan diseleksi. Karena itu, ia memastikan orang yang akan diusung PDI-P adalah orang yang mendaftar dalam proses penjaringan.

"Silahkan kalau mau mendaftar. PDI-P kan enggak mungkin mendukung yang enggak mendaftar. Itu lucu, melanggar aturan yang dibuat sendiri," kata Bambang.

Salah seorang tokoh yang diketahui sudah mendaftarkan diri ke PDI-P adalah Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra.

Beberapa hari lalu, Ahok sempat menyindir langkah Yusril itu. Apalagi, sebelum ke PDI-P, Yusril diketahui juga sempat mendaftarkan diri ke proses penjaringan yang dilakukan partai lainnya, Gerindra.

"Ini pertama dalam sejarah ada ketua umum partai yang enggak dapat suara melamar ke partai lain. Seru juga," kata Ahok di Jakarta Convention Center, Jumat.

Ahok menyatakan dirinya tidak akan menempuh cara yang sama, bahkan ke PDI P sekalipun, yang memiliki kursi terbanyak di DPRD DKI.

"Aku kan enggak menerima pendaftaran dan enggak mendaftar," ujar Ahok.

Jika mengacu ke pernyataan Bambang dan pernyataan Ahok sebelumnya, apakah itu artinya PDI-P sudah menutup kesempatannya untuk mengusung Ahok?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com