JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan (KUKMP) Jakarta Timur, Senin (11/4/2016), membuka pendaftaran untuk menjalankan usaha bagi warga Pasar Ikan yang direlokasi ke Rusun Rawa Bebek, di Cakung, Jakarta Timur.
KUKMP berharap dapat membantu warga Pasar Ikan yang berlatar belakang pedagang bisa menyambung usaha mereka setelah dipindahkan.
Dalam daftar, warga Pasar Ikan yang telah mendaftar hingga Senin siang ini sudah 18 orang. Warga yang mendaftar cukup menyerahkan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK).
Petugas kemudian mengumpulkan data dan melakukan verifikasi atau mempelajari latar belakang usaha warga sebelumnya. Petugas akan menyusun kriteria agar warga tidak menjual produk seragam. Petugas akan mengupayakan warga berjualan bervariasi agar penjualan bisa lebih menguntungkan.
Kepala Sudin KUKMP Jakarta Timur, Arfian, mengatakan, lantai dasar di dua blok di Rusun Rawa Bebek akan digunakan sebagai tempat berdagang. Tiap blok di pelataran diperkirakan dapat menampung 40 pedagang. Itu belum ditambah kios permanen yang sudah dibangun di rusun. Jumlah kios permanen tiap blok ada 25 unit.
"Kita juga akan bagikan 30 gerobak yang bisa untuk jualan bakso, soto atau mie ayam. Kita bagikan secara gratis dan mudah-mudahan bisa lebih dari 30 (gerobak)," kata Arfian di Rusun Rawa Bebek.
Khusus warga yang jual di pelataran, pihak rusun menetapkan adanya retribusi kebersihan, kisarannya Rp 4.000 per hari atau Rp 50.000 per bulan. Untuk kios permanen, warga menyewa pada kisaran Rp 25.000 per hari atau Rp 300.000 per bulan. Biasanya yang kios permanen untuk pedagang besar.
Warga yang menerima grobak gratis diharapkan bisa menjadi pedagang keliling.
Afrian menyatakan, setelah dua tiga bulan, pihaknya akan evaluasi. Akan dilihat apakah warga sukses menjalankan usahanya atau tidak. Jika tidak, pihaknya akan menawarkan warga eks Pasar Ikan untuk berdagang di pasar yang ada di sekitar Cakung, misalnya Pasar Perumnas atau Pasar Cakung dan lainnya.
Soal modal, Afrian mengatakan, sejauh belum ada pemberian modal. "Kita harus bina dulu, nanti soal suntikan modal, kita arahkan kalau dari aspek usaha bisa berjalan, baru kita lakukan itu (kasih modal)," ujarnya.
Feri Isnaldi (40), warga Pasar Ikan yang sedang mendaftar mengatakan, ia berniat membuka warung nasi. Pria yang di Pasar Ikan menjadi pedagang tas itu ingin waktu pagi hingga sore tempat usahanya digunakan istrinya untuk menjual makanan.
"Saya pengen buka nasi padang atau makanan, sorenya baru saya jualan tas," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.