JAKARTA, KOMPAS.com - Sunny Tanuwidjaja, staf Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mengaku pernah membuat desertasi mengenai Ahok (sapaan Basuki). Namun, desertasi tersebut sudah lama diurus dan sekarang sedang ditunda.
"Desertasi itu dulu, jadi pertama kali bantu Pak Gubernur salah satu tujuannya adalah mempelajari beliaulah gitu. Bagaimana dia berpolitik, bagaimana dia berhubungan dengan pengusaha dan politisi. Tapi sementara soal desertasi masih pending, belum selesai," ujar Sunny di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (11/4/2016).
Namun, kini posisinya di samping Ahok bukan hanya sekadar menyelesaikan desertasi saja.
Apalagi sebagai anak magang yang pernah disebut Ahok. Kata Sunny, tidak ada jabatan atau status yang tepat untuk mendeskripsikan tugas pokoknya. Dia mengaku posisinya lebih kepada penasihat Ahok.
"Sebenarnya enggak ada status nama tertentu ya. Pokoknya tugas saya adalah bantu Pak Ahok, kasih dia masukan seperti itu aja," ujar Sunny.
Kini, tugas Sunny malah jauh dari urusan desertasi. Sunny lebih sering menjadi penghubung Ahok dengan para pengusaha.
Salah satu pengusaha yang sering dia jadwalkan bertemu dengan Ahok adalah Chairman Agung Sedayu Group Aguan Sugianto.
Terkait desertasinya, Sunny mengatakan dia ingin membuktikan apakah seorang politisi yang jujur dan tidak punya banyak modal bisa menang pilkada.
Namun, kini dia tidak ingin berbicara banyak mengenai desertasi yang tertunda itu. "Jangan tanya begitu (desertasi sudah selesai atau belum), malu," ujar Sunny.
Ahok pernah menceritakan kedekatannya dengan Sunny. Kata Ahok, Sunny sudah mulai dekat dengannya sejak tahun 2010, tepatnya saat Ahok masih menjadi anggota Komisi II DPR RI.
Sejak Pilkada 2012, Ahok menyebut Sunny mulai menyusun disertasi yang membahas mengenai sepak terjang Ahok dalam dunia politik untuk studi S-3 di salah satu universitas di Illinois, Amerika Serikat.
"Makanya, dia mau nunggu saya sampai selesai. Ingin tahu dengan gaya politik saya bisa terpilih enggak nih. Karena secara logika politik, di Indonesia belum bisa yang kayak saya," ujar Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.