JAKARTA, KOMPAS.com — Staf pribadi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Sunny Tanuwidjaja, mengaku terlibat komunikasi dengan Mohamad Sanusi terkait raperda soal reklamasi.
Adapun Sanusi adalah tersangka kasus dugaan suap terkait pembahasan raperda reklamasi.
(Baca: Ini Buka-bukaan Sunny soal Perannya pada Raperda Reklamasi)
Menurut Sunny, salah satu hal yang dibicarakannya dengan Sanusi adalah mengenai tambahan kontribusi pengembang sebesar 15 persen yang diinginkan Basuki atau Ahok.
Sanusi bertanya kepada Sunny seperti apa posisi atau pandangan Ahok mengenai hal ini.
"Pak Gubernur ada dalam posisi mengatakan, 'Ya terserahlah, dia kalau mau ngerjain kita, kalau mau bikin deadlock, nyoret (kontribusi tambahan 15 persen) terserah, pokoknya nanti kalau dimasukin bagus, kalau misal dia mau lepas ya nanti kita taruh di pergub," ujar Sunny di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (11/4/2016).
Kepada Sanusi, Sunny lalu mengatakan bahwa Ahok tidak ambil pusing jika DPRD DKI tidak meloloskan permintaannya untuk memasukkan kontribusi tambahan sebesar 15 persen itu.
Sebab, menurut dia, itu artinya Gubernur masih bisa mengatur kontribusi tersebut dalam pergub.
Kendati demikian, kata dia, Ahok menilai lebih bagus apabila DPRD mau meloloskan usulan kontribusi 15 persen itu.
(Baca: Sunny Akui Kontak Sanusi Terkait Raperda Reklamasi)
Namun, Sunny membantah bahwa Sanusi memintanya melobi Ahok untuk menurunkan kontribusi tambahan pengembang menjadi 5 persen.
"Sanusi enggak nawar, cuma nanya inginnya Pak Gubernur apa pada saat itu. Lagian mereka mana berani nawar. Kalau mau nawar, ke Pak Gubernur dong, jangan sama saya. Kayak mau nawar barang saja," ujar Sunny.
Lagi pula, kata Sunny, tidak ada manfaat yang didapat Sanusi jika melobinya agar membujuk Ahok setuju dengan kontribusi tambahan 5 persen.
Sebab, menurut dia, Ahok adalah sosok yang tidak mudah dilobi.
"Contoh, misalkan saat dia masih jadi wakil gubernur, saya nih sebenarnya mau UMP jangan dinaikin, Pak Gubernur bilang, harus naik 40 persen. Saya debat sama dia, eh digebrak meja saya sama dia, kapok saya debat-debat sama dia. Ngapain debat-debat lagi," ujar Sunny.